Saturday, December 22, 2012

Kemoceng

Dengan sentuhan kreativitas, Sudarji membuat barang-barang limbah menjadi berharga. Bersama istrinya, Eva, Sudardji mengembangkan  limbah kelapa menjadi bahan-bahan atau alat-alat kebutuhan rumah tangga seperti centong, sendok, lampu dan lain-lain. Jika anda ingin tahu hasil dari kreasi Sudarji ini, mampirlah di Hal C, Jakarta Fair 2012. Di sana anda akan melihat aneka ragam alat rumah tangga yang terbuat dari pohon kelapa, mulai batang hingga tempurungnya.
"Kami belum setahun menekuni kerajinan ini. Kehadiran kami di sini untuk memperkenalkan aneka produk yang sudah kami buat. Alhamdulillah, respon pengujung cukup baik," ujar Eva sang istri.





Harga yang ditawarkan dari kreasinya itu beragam, mulai dari Rp 5 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Tergantung dari jenis produknya, tingkat kerumitan dan lamanya mengerjakan.
"Bahan-bahan  kalau sudah digosok mengkilat. Sehingga sebagian besar tidak perlu dipernis," imbuhnya.
Eva tak memungkiri bahwa untuk memperoleh bahan-bahan kelapa saat ini bukan perkara mudah.
Di Jabodetabek, populasi kelapa mulai berkurang. Karena itu dia mendatangkan bahan-bahan kelapa itu dari wilayah Banten.
Yang juga paling menarik bagi pengunjung yang datang ke standnya adalah kemoceng dari limbah wig. Kemoceng berwarna coklat, diselilingi warna putih itu memang sangat menarik karena bentuknya yang halus dan terlihat seperti serabut kelapa. Padahal, bahan kemoceng itu dari limbah wig.
"Ini bikinnya agak rumit karena kita harus memilah-milah agar tidak kusut," kata Eva.
Setelah itu barulah disusun satu persatu dan kemudian disisir  secara berurutan agar kelihatan rapi.
Untuk kemoceng dari limbah wig itu, dia banderol dengan harga Rp 15 ribu.
Menurut Eva, untuk memperoleh limbah wig itu lebih susah lagi. Karena tak semua pabrik menjual hasil limbahnya. Karenanya dia harus æberburuÆ ke sana ke mari untuk memperoleh bahan kemoceng dari  limbah wig tersebut.

0 comments:

Post a Comment