Friday, March 6, 2015

Stalaktit

Hasil gambar untuk stalaktit

Stalaktit (bahasa Yunani: σταλάσσω, stalasso, artinya "yang menetes") adalah jenis speleothem (mineral sekunder) yang menggantung dari langit-langit gua kapur. Ia termasuk dalam jenis batu tetes (bahasa Inggris: dripstone). Stalaktit dari jenis yang disebut "sedotan soda", di gua Choranche, Vercors, Perancis.
               Stalaktit terbentuk dari pengendapan kalsium karbonat dan mineral lainnya, yang terendapkan pada larutan air bermineral. Batu kapur adalah batuan kalsium karbonat, yang dilarutkan oleh air yang mengandung karbon dioksida, sehingga membentuk larutan kalsium bikarbonat. Rumus kimia untuk reaksi ini adalah:
CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(aq) Ca(HCO3)2(aq)
   Larutan ini mengalir melalui bebatu sampai mencapai sebuah tepi, dan jika tepi ini berada di atap gua maka larutan akan menetes ke bawah. Ketika larutan mengalami kontak dengan udara, terjadi reaksi kimia yang terbalik dari sebelumnya dan partikel kalsium karbonat tersimpan sebagai endapan. Reaksi kimia terbalik tersebut adalah sebagai berikut.
Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(aq)
         Tingkat pertumbuhan rata-rata stalaktit adalah 0,13 mm (0,005 inci) setahun. Pertumbuhan stalaktit tumbuh tercepat adalah yang dibentuk oleh air yang mengalir cepat serta kaya akan karbonat kalsium dan karbon dioksida, sehingga dapat tumbuh 3 mm (0,12 inci) per tahun.
        Terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3 ) yang mengkristal, dari tiap tetes air akan menambah tebal endapan yang membentuk kerucut menggantung dilangit-langit gua. Berikut ini adalah reaksi kimia pada proses pelarutan batu gamping :
                                        CaCO3 + CO2 + H2O Ca2 + 2HCO3

Stalakmit



stalakmit merupakan kerucut karang kapur yang muncul dari bawah. Stalakmit pasangan dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua karena hasil tetesan air dari atas langit-langit gua. Stalagmit juga dapat merujuk ke jenis jamur. Sebuah stalagmit (Inggris: / stæləɡmaɪt /, US: / stəɡmaɪt /; dari σταλαγμίτης Yunani - stalagmit, dari σταλαγμίας - stalagmias, "menjatuhkan, menetes" [1]) adalah jenis speleothem yang naik dari lantai sebuah gua kapur karena tetesan solusi mineralisasi dan deposisi kalsium karbonat. Formasi ini stalagmit terjadi hanya dalam kondisi pH tertentu dalam gua bawah tanah [2]. Pembentukan terkait di langit-langit gua dikenal sebagai sebuah stalaktit. Jika formasi tersebut tumbuh bersama, hasilnya adalah dikenal sebagai kolom.
Aula Giants di Carlsbad Caverns

        Stalagmit biasanya tidak boleh disentuh, karena penumpukan batuan dibentuk oleh mineral mempercepat keluar dari larutan air ke permukaan tua, minyak kulit dapat mengubah permukaan di mana air mineral akan melekat, sehingga mempengaruhi pertumbuhan formasi. Minyak dan kotoran dari kontak manusia juga bisa menodai pembentukan dan perubahan warna permanen.

        Struktur serupa juga dapat terbentuk dalam tabung lava, terkait dengan beberapa jenis lavacicles, meskipun mekanisme pembentukan sangat berbeda. Stalaktit dan stalagmit juga dapat terbentuk di langit-langit dan lantai beton, meskipun mereka bentuk yang jauh lebih cepat di sana daripada di lingkungan gua alam.

        Para stalagmit terbesar di dunia adalah 62,2 meter (204 kaki) tinggi dan terletak di gua Cueva Martin Infierno, Kuba. Di Pegunungan Zagros di Iran selatan, sekitar 6 km (3,7 mil) dari kota kuno Bishapur, di gua Shapur pada keempat dari lima teras berdiri patung abad ke-3 Masehi Shapur I, penguasa kedua dari Kekaisaran Sassanid. Patung, ukiran dari satu stalagmit, hampir 7 m (23 kaki) tinggi.

Hutan Mangrove



Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas kopitiam mitra raya, berair payau yang terletak pada batam centere dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

Fungsi dan manfaat

Salah satu fungsi utama hutan bakau atau mangrove adalah untuk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang besar termasuk tsunami. Di Jepang, salah satu upaya mengurangi dampak ancaman tsunami adalah dengan memasang Green Belt atau sabuk hijau hutan mangrove atau hutan bakau. Sedangkan di Indonesia, sekitar 28 wilayah di Indonesia rawan terkena tsunami karena hutan bakau sudah banyak beralih fungsi menjadi tambak, kebun kelapa sawit dan alih fungsi lain.[1]
Namun pada 10 tahun belakangan ini, sejak berdirinya Balai Pengelolaan Hutan Mangrove (BPHM) Wilayah I dan II, manfaat hutan mangrove pun semakin berkembang. Hingga saat ini, hutan mangrove telah memberikan manfaat lain, selain kayu, atau yang biasa disebut dengan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Mangrove, yakni; sebagai bahan pangan dan minuman, serta untuk bahan pewarna dan kosmetik.
Hingga saat ini, BPHM Wilayah I telah mengembangkan beberapa jenis tumbuhan pada hutan mangrove untuk dapat dimanfaatkan sebagai;
1. Bahan pangan pengganti beras maupun untuk tepung kue dari buah Lindur (Bruguiera gymnorrhiza).
2. Bahan minuman sirup, dodol, selain dan puding dari buah Pidada (Sonneratia caseolaris).
3. Bahan pembuat sabun dari buah Pidada (Sonneratia caseolaris).
4. Bahan tepung kue dari buah Api-api (Avicennia sp).
5. Bahan kosmetik (lulur dingin) dari buah Nyirih (Xylocarpus granatum).
6. Bahan baku alkohol, cuka dan gula merah dari buah Nipah (Nypa fruticans).
7. Bahan pewarna pakaian dari kulit kayu bakau (Rhizophora mucronata), Lindur (Bruguiera gymnorrhiza) dan Mentigi (Ceriops tagal).
Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I (BPHM Wilayah I) pun telah aktif melakukan pelatihan ke berbagai provinsi di wilayah kerjanya (19 Provinsi di Indonesia - diluar pulau Kalimantan dan Sumatera) tentang manfaat hasil hutan bukan kayu (HHBK) Mangrove sebagai bahan pangan, minuman, sabun dan pewarna.

Luas dan Penyebaran

Hutan-hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia, terutama di sekeliling khatulistiwa di wilayah tropika dan sedikit di subtropika.
Luas hutan bakau Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar, merupakan mangrove yang terluas di dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 ha) (Spalding dkk, 1997 dalam Noor dkk, 1999).
Luas bakau di Indonesia mencapai 25 persen dari total luas mangrove dunia. Namun sebagian kondisinya kritis.[2]
Di Indonesia, hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di seputar Dangkalan Sunda yang relatif tenang dan merupakan tempat bermuara sungai-sungai besar. Yakni di pantai timur Sumatra, dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Di pantai utara Jawa, hutan-hutan ini telah lama terkikis oleh kebutuhan penduduknya terhadap lahan.
Di bagian timur Indonesia, di tepi Dangkalan Sahul, hutan-hutan mangrove yang masih baik terdapat di pantai barat daya Papua, terutama di sekitar Teluk Bintuni. Mangrove di Papua mencapai luas 1,3 juta ha, sekitar sepertiga dari luas hutan bakau Indonesia.

Lingkungan fisik dan zonasi

Pandangan di atas dan di bawah air, dekat perakaran pohon bakau, Rhizophora sp.
Jenis-jenis tumbuhan hutan bakau ini bereaksi berbeda terhadap variasi-variasi lingkungan fisik di atas, sehingga memunculkan zona-zona vegetasi tertentu. Beberapa faktor lingkungan fisik tersebut adalah sebagai berikut :

Jenis tanah

Sebagai wilayah pengendapan, substrat di pesisir bisa sangat berbeda. Yang paling umum adalah hutan bakau tumbuh di atas lumpur tanah liat bercampur dengan bahan organik. Akan tetapi di beberapa tempat, bahan organik ini sedemikian banyak proporsinya; bahkan ada pula hutan bakau yang tumbuh di atas tanah bergambut.
Substrat yang lain adalah lumpur dengan kandungan pasir yang tinggi, atau bahkan dominan pecahan karang, di pantai-pantai yang berdekatan dengan terumbu karang.

Penomena Batu Akik


sedang mengukir batu akik
Dayat sedang mengukir batu akik di Jalan Selakaso.
foto : deni nurdiansah / radar tasikmalaya
Pacitan, Jawa Timur

Penemuan batu mulia jenis kalsedon membuat Kabupaten Pacitan yang berada di ujung barat Jawa Timur ini menyedot wisatawan datang. Batu kalsedon sebenarnya banyak dihasilkan di Jawa Barat dan Sulawesi Tenggara, namun penemuan batu jenis ini di Pacitan sempat menghebohkan karena kualitasnya yang dianggap sangat baik. Batu jenis ini memiliki berbagai warna mulai dari merah, kuning, biru, hingga jingga, tapi yang utama ialah hijau. Di Pacitan sendiri batu kalsedon paling banyak ditemukan berwarna putih sampai abu-abu, biru-keabu-abuan dan coklat terang sampai coklat gelap.

Pulau Kasiruta, Maluku Utara

Salah satu jenis batu akik yang paling banyak digandrungi para kolektor saat ini adalah batu bacan. Namun dari mana asal batu ini? Banyak orang salah mengartikan bahwa batu mulia ini berasal dari Pulau Bacan, padahal sebenarnya pulau penghasil batu bacan adalah pulau Kasiruta, Maluku Utara. Penasbihan nama batu bacan sendiri diawali dari tempat pertama kali batu jenis ini diperjualbelikan yaitu di pulau Bacan.

Tanjung Bintang, Lampung Selatan

Batu akik bungur Tanjung Bintang merupakan salah satu batu mulia yang paling banyak diburu oleh para kolektor. Kabarnya batu bungur di salah satu kabupaten Lampung Selatan ini memiliki kualitas nomor satu di dunia. Ciri khas batu akik bungur Tanjung Bintang adalah warnanya yang ungu bening maka tak jarang batu akik ini disebut juga dengan Kecubung Bungur.

Kebumen, Jawa Tengah

Para pecinta batu akik kini tengah gencar memburu batu di Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Yang menyebabkan nama daerah tersebut naik daun adalah fenomena batu akik badar besi yang memiliki kandungan besi sehingga bisa menempel pada magnet jika didekatkan. Bahkan beberapa kasus batu ini mengandung magnet yang dapat menarik besi. Jenis batu akik ini menjadi salah satu yang paling banyak diburu para kolektor.

Pembuatan Peta



Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeza dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fizikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesehatan.

Peta Tematik adalah peta yang memperlihatkan data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari unsure-unsur yang spesifik. Unsur-unsur tersebut ada kaitannya dengan detail topografi. Pada peta tematik, keterangan yang disajikan dalam gambar memakai pernyataan dan simbol-simbol yang memiliki tema-tema tertentu atau kumpulan tema-tema yang ada kaitannya antara satu dengan lainnya. Tema tersebut disajikan dalam bentuk yang berhubungan dengan unsure asli muka bumi atau unsure-unsur buatan manusia. Kadangkala bila diperlukan, peta tematik juga memperlihatkan situasi atau keadaan yang sebenarnya. Peta tematik dapat membantu perencanaan sautu daerah, unit administrasi, manajemen, usaha hutan, pendidikan, kependudukan, dan lain-lain.

Untuk membuat peta tematik dibutuhkan peta topografi. Data yang diambil dari peta topografi pada umumnya tidak semuanya, tetapi hanya beberapa unsur-unsur saja sesuai dengan kebutuhan pada peta tematik yang akan dibuat. Data atau informasi itu biasanya berupa batas daerah, sungai, kota-kota yang dianggap penting, jalan setapak, jalan raya, rel KA, titik-titik tinggi, serta hal-hal lainnya yang dianggap perlu.

Selain dari peta topografi, data dapat diambil melalui penelitian primer (survei) di lapangan maupun penilitian sekunder, seperti produksi pertanian pada musim tanam tertentu, kepadatan penduduk berdasarkan hasil sesus, persebaran pendidikan di daerah tertentu dan sebagainya. Penyajian data dalam peta tematik biasanya menggunakan simbol-simbol tertentu.


Membuat Peta Tematik dengan Menggunakan Simbol

Peta selalu dilengkapi dengan pemberian simbol-simbol yang merupakan generalisasi dari suatu benda atau bidang sebenarnya. Simbol hendaknya mudah digambar dan dibaca oleh pembaca peta atau users serta usahakan dibuat semenarik mungkin. Untuk lebih membuat simbol dan peta lebih menarik biasanya simbol-simbol tersebut diberi warna atau colouring. Simbol-simbol yang ditempatkan pada sebuah peta dapat dianalisa dan dapat menentukan tema dari peta tersebut.


Berdasar atas arti atau sifatnya:

1. Simbol kualitatif, yaitu simbol yang menyatakan keadaaan sebenarnya apa yang digambarkan dengan bentuk yang lebih sederhana. Simbol ini hanya mewakili unsur yang dimaksud baik berupa titik, garis, maupun luasan.

2. Simbol kuantitatif, yaitu simbol yang menyatakan keadaaan sebenarnya apa yang digambarkan dengan bentuk yang lebih sederhana dengan disertai dengan nilai atau kuantitasnya. Nilai atau kuantitas tersebut dapat menunjukkan ketinggian, jumlah, luas, dan sebagainya.

Simbol titik sendiri dapat terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Simbol Geometrik atau Abstrak, Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi dengan bentuk yang abstrak, yang mudah digambar namun agak sulit diketahui maksudnya.

2. Simbol Piktorial, Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi dengan bentuk yang mirip atau identik dengan bentuk asli kenampakan tersebut.

3. Simbol Huruf (Letter Symbol), Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi yang khas atau khusus dengan huruf. Penggunaan simbol tersebut disesuaikan pula dengan jenis peta. Simbol ini mempunyai bentuk yang sangat sederhana dan sangat mudah di pahami, namun kebanyakan simbol ini kurang memiliki nilai keindahan ataupun kurang begitu artistik.

Simbol garis merupakan simbol yang digunakan untuk mewakili kenampakan muka bumi yang berupa garis, perhubungan, pemisahan, serta gerakan atau arus. Simbol dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:

1. Simbol garis deskriptif yaitu simbol garis yang digunakan untuk menyatakan unsur yang sesungguhnya ada, bentuknyapun biasanya mirip dengan sesungguhnya

2. Simbol garis abstrak yaitu simbol garis yang digunakan untuk menyatakan unsur yang tak tampak, bentuknya menyesuaikan. Contoh:

- – - – - – - – - - : batas kecamatan

++++++++++ : batas propinsi

—————— : jalan setapak

Begitu pula dengan simbol luas, dibagi menjadi 2, antara lain:

1. Simbol luas yang deskriptif
2. Simbol luas yang abstrak

Tidaklah mudah dalam pembuatan sebuah peta hingga menghasilkan peta yang baik dan benar. Tahapan dalam membuat peta secara umum adalah:

1. Perencanaan
2. Pencarian dan pengumpulan data
3. Pengolahan data
4. Penggambaran atau penyajian
5. Penggunaan peta

Simbol merupakan salah satu unsur peta yang sangat penting, simbol mempu memberikan nyawa pada peta sehingga peta menjadi lebih mudah dimengerti. Dalam pemberiannya, simbol kelompokkan menjadi 2 jenis:

1. Berdasar artinya terdiri dari simbol kualitatif dan simbol kuantitatif
2. Berdasar atas bentuknya, terdiri dari simbol titik, simbol garis, dan simbol area.
Penggunaan simbol peta dari waktu ke waktu selalu berkembang mengikuti dan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan tentang perpetaan dan menyesuaikan pula dengan jenis peta sehingga memungkinkan simbol suatu seri peta berbeda dengan simbol seri peta lain. Simbol yang ada dalam sebuah peta hendaknya adalah simbol yang baik dan benar. Dalam buku “Desain dan Komposisi Peta Tematik” karangan Juhadi dan Dewi Liesnoor, disebutkan bahwa syarat simbol yang baik secara umum adalah:

1. · Sederhana
2. · Mudah digambar
3. · Mudah dibaca
4. · Mencerminkan data dengan teliti
5. · Berbentuk seragam dalam suatu peta ataupun peta seri
6. · Bersifat umum

Geosfer



Fenomena geosfer adalah kejadian-kejadian alam yang menyangkut, litosfer, atmosfer, biosfer, antroposfer, dan hidrosfer.
Contoh Fenomena Geosfer :
1.    Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa.Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km diatas permukaan tanah sampai dengan 560 km diatas permukaan bumi.
Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrim diantara siang dan malam. Atmosfer terdiri atas nitrogen (78,17%) dan oksigen (20,97%) dengan sedikit argon (0,9%) , karbon dioksida (0,0357%), uap air, dan gas lainnya.
Bagian-bagian dari atmosfer yakni
a.    Troposfer
Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 cm dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan ,dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung.
b.    Stratosfer
Pada lapisan ini angina yang sangat kencang terjadi. Disini juga tempat terbangnya pesawat. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultraviolet.
c.    Mesosfer
Kurang leibh 20 mil/40 km diatas permukaan bumi terdapat lepisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah sampai menjadi sekitar -143°C di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadinya awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es.
d.    Termosfer
Di lapisan ini dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya erat satelit, lapisan ini berguna untuk memancarkan gelombang radio jarak jauh.
e.    Eksosfer
Bagian terluar dari atmosfer. Tempat adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritic. Cahaya matahari yang dipantulkan juga disebut cahaya Zodiakal.
Contoh Fenomena Geosfer :
   v  Contoh atmosfer dalam bentuk materialnya yaitu: awan, udara beserta materi 
              penyusunnya
   v  Contoh Atmosfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu: perubahan 
               unsur-unsur cuaca
2.    Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani. Lithos yang berarti berbatu dan sphere yang berarti padat. Secara harafiah lithosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau yang biasa disebut dengan kulit bumi.
Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel bumi. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan.
Litosfer tetap pada dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Terdapat 2 tipe litosfer
  1. Litosfer benua  berhubungan dengan kerak benua, yang memiliki kedalaman 40-200 km
  2. Litosfer samudera berhubungan dengan kerak samudera, yang memiliki ketebalan 50-100 km.
Contoh Fenomena Geosfer :
   v  Contoh Litosfer dalam bentuk materinya yaitu: batuan dengan berbagai jenisnya, 
              gunung dengan tipe dan ketinggianya.
   v   Contoh Litosfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi: gempa, pergerakan 
               lempeng tektonik, patahan,tanah longsor dan sebagainya.
3.    Hidrosfer
Hidrosfer  adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi yang meliputi sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.
Contoh Fenomena Geosfer :
   v  Contoh Hidrosfer dalam bentuk materinya yaitu: air, salju, uap (gas)
   v  Contoh Hidrosfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu: pasang surut, 
              arus laut, pergerakan air tanah, erosi, banjir, tsunami dan lain-lain
4.    Biosfer
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antar mereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui untuk mendukung kehidupan di bumi.
Contoh Fenomena Geosfer :
   v  Contoh Biosfer dalam bentuk materinya yaitu: flora dan fauna
   v  Contoh Atmosfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu: persebarannya, 
              habitatnya (kondisi ruangan yang mendukungnya)
5.    Antroposfer
Antroposfer adalah lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara sfera-ftera. Sementara pengertian lain Antroposfer yang diperkenalkan oleh Eratosthenes merupakan ilmu yang mendeskripsikan manusia dengan lingkungan alam di wilayah-wilayah tertentu berdasarkan data dan informasi yang diperoleh
Contoh Fenomena Geosfer :
   v  Contoh Anthroposfer dalam bentuk materinya yaitu: kehidupan biologisnya (kelahiran, 
             kematian)
   v  Contoh Anthroposfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu: kehidupan 
              sosialnya, aktivitas ekonominya, budayanya dan lain-lain.
FENOMENA DAN ISU-ISU SPASIAL-GLOBAL
Kehidupan manusia saat ini, dihadapkan pada kenyataan perubahan yang mengarus sebagai dinamika fisikal-alamiah, dan terutama perkembangan sosial-budaya. Pertumbuhan penduduk dunia, termasuk pertumbuhan penduduk Idonesia yang terus meningkat, menjadi faktor pendorong pertumbuhan kebutuhan (needs), baik kuantitas maupun kualitas yang juga meningkat.
Kemajuan dan pemanfaatan IPTEK dalam mengolah sumberdaya lingkungan (alam, sosial, budaya), sudah merupakan tuntutan yang tidak mungkin dicegah. IPTEK yang dilematik antara kadar positif (rahmat) dan negatif (laknat), harus menjadi kepedulian bersama untuk mengelolanya. Penerapan dan pemanfaatan IPTEK yang tidak terkendali, yang mengabaikan asas-asas ekologi dan kelestarian, telah membawa dampak negatif terhadap keseimbangan dan kelestarian lingkungan sebagai sumberdaya.
Fenomena dan masalah-masalah spasial-global yang sedang melanda kehidupan dewasa ini, meliputi ;
ü  Produktivitas pangan yang menurun, dan bahaya kelapan sebagai akibat gagal panen karena cuaca serta musim yang tidak menentu;
ü  Erosi, banjir, tanah longsor dan kekeringan akibat rusaknya kawasan penampung hujan (catchment area), daerah resapan, dan areal hutan lindung, sebagai akibat pembalakan liar (illegal loging) yang tidak terkendali, serta pembangunan fisik (pemukiman, gedung-gedung, jalan) yang tidak memperhatikan drainase dan daerah resapan;
ü  Pencemaran lingkungan (udara, air, tanah, suara) yang diakibatkan oleh pembangunan ekonomi (industri, pertambangan) yang tidak menerapkan AMDAL sebagaimana seharusnya.
ü  Pemanasan global (global warming), sebagai akibat terjadinya “efek rumah kaca” (green house effects) dari pencemaran udara yang makin meningkat (industri/pabrik, kendaraan bermotor), serta diperkuat oleh rusaknya kawasan hijau(pertamanan, hutan, jalur hijau) yang berfungsi menyerap gas-gas buangan.
ü  Fenomena gempa bumi, tsunami, gelombang pasang, letusan gunung api yang tidak dapat dilepaskan dari perilaku manusia (dalam penerapan, dan menggunakan IPTEK) yang mengabaikan perilaku serta dinamika fenomena alam (percobaan ledakan nuklir liar, penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan).
ü  Pengangguran dan kemiskinan yang meluas, sebagai akibat kesenjangan antara pertumbuhan penduduk, terutama pertumbuhan angkatan kerja dengan peluang, lapangan serta kesempatan kerja yang terbatas, dan diperkuat oleh ketidakseimbangan sumber-sumber kesejahteraan dampak dari kemiskinan struktural.

Atmosfer

Atmosfer Bumi

Printer-friendly versionSend to friendPDF version Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Jadi Anda tentu bisa menyimpulkan sendiri betapa pentingnya udara bagi kehidupan di bumi. Karena tanpa udara, maka manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak dapat hidup. Udara untuk kehidupan sehari-hari terdapat di atmosfer.
Struktur Lapisan Atmosfer
http://moklim.sains.lapan.go.id/userfiles/image/Edukasi/Pentingnya%20Atmosfer%20Bumi/edukasiatmosfer_clip_image001.jpg
Gambar 1 : Struktur Lapisan Atmosfer (Annenberg, 2009)
Bumi yang kita huni ini terdiri dari tiga unsur: padat, cair, gas. Bumi padat disebut juga litosfer, meliputi bagian inti bumi hingga lapisan terluar yang tampak sebagai permukaan tanah. Bumi cair disebut hidrosfer, mencakup air permukaan seperti laut, danau, sungai, juga berupa air di dalam tanah atau disebut air tanah, dan air yang terkandung di dalam atmosfer atau disebut air atmosfer. Bumi gas atau atmosfer merupakan seluruh gas yang menyelubungi bumi baik di bagian padat maupun cair. Ketiga unsur tersebut terkait erat dan saling mempengaruhi proses-proses yang terjadi di bumi secara keseluruhan. Atmosfer bumi merupakan lapisan gas yang menyelimuti bumi dan penting bagi kehidupan makhluk hidup.atmosfer setinggi 5.5-5.6 km telah mencakup 50% dari massa total dan pada ketinggian 40 km mencakup 99.99%. Batas bawah atmosfer relatif lebih mudah ditentukan berdasarkan ketinggian permukaan laut. Sedangkan puncaknya sulit ditentukan karena disamping besarnya keragaman ukuran dan massa partikel terdapat pula keragaman suhu permukaan bumi dan kekuatan angin yang mempengaruhi pengangkatan bahan (Nasir, dalam Handoko, 1995). Atmosfer dapat dibedakan berdasarkan parameter-parameter seperti tekanan udara, masa atmosfer dan profil temperatur. Profil temperatur vertikal dapat dibagi menjadi empat lapisan yang berbeda yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Puncak dari lapisan-lapisan tersebut adalah tropopause, stratopause, mesopause, dan termopause.
Nasir, dalam Handoko (1995) mengemukakan perubahan suhu udara di atmosfer secara vertikal (menurut ketinggian) berbeda-beda dapat dikelompokkan menjadi tiga hal:
  1. dT/dz > 0 Suhu naik, dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini disebut inversi suhu
  2. dT/dz = 0 Suhu tetap walaupun ketinggian berubah. Hal ini disebut isotermal
  3. dT/dz < 0 Suhu udara turun dengan bertambahnya ketinggian disebut lapse rate
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer terdapat pada ketinggian dari 8 km di daerah kutub dan 16 km di ekuator. Ruang terjadinya sirkulasi dan turbulensi seluruh bahan atmosfer sehingga menjadi salah satu lapisan yang mengalami pembentukan dan perubahan cuaca seperti angin, awan, presipitasi, badai, kilat dan guntur. Kecepatan angin pada lapisan ini bertambah dengan naiknya ketinggian dan di troposfer ini pemindahan energi berlangsung. Radiasi surya menyebabkan pemanasan permukaan bumi yang selanjutnya panas tersebut diserap oleh air untuk berubah menjadi uap. Akibat proses evaporasi, energi panas diangkat oleh uap ke lapisan atas yang lebih tinggi berupa panas laten. Setelah terjadi pendinginan berlangsung proses kondensasi.
Pada lapisan ini suhu udara turun dengan bertambahnya ketinggian (dT/dz < 0) atau pada keadaan lapse rate. Rata-rata lapse rate seluruh dunia pada keadaan normal adalah -6.5K setiap kenaikan ketinggian 1 km. Pada atmosfer normal, suhu troposfer berubah dari 150C pada permukaan laut menjadi -600C di puncak troposfer. Tekanan dan kerapatan udara di permukaan laut masing-masing adalah 1013.2 mb dan 1.23 km m-3. Lapisan di atasnya dengan suhu tetap atau meningkat disebut stratoferkisaran ketinggiannya antara 12-50 km diatas permukaan laut. Lapisan ini terdiri dari 3 wilayah antara lainStratofer bawahkrtinggiannya 12-20 km daerah isotermis, Stratosfer tengah ketinggiannya 20-35 km daerah inversi suhu, Stratosfer atasketinggiannya 35-50 km daerah inversi suhu yang kuat. Lapisan ini tidak mengalami turbulensi maupun sirkulasi. Stratosfer merupakan lapisan atmosfer utama yang mengandung gas ozon.
Lapisan dengan suhu menurun dari 50-80 km disebut mesosfer dengan perubahan suhu terhadap ketinggian adalah lapse rate. Pada lapisan inisuhu udara sekitar -50C pada lapisan hingga -950C pada puncaknya. Tidak mengalami turbuleni atau sirkulasi udara. Merupakan daerah penguraian 02 menjadi atom O. Batas atasnya adalah lapisan mesopause dengan perubahan suhu terhadap ketinggian mulai bersifat isotermal. Lapisan di atasnya dengan suhu yang meningkat disebuttermosfer. Lapisan ini ditandai dengan beberapa ciri yaitu memiliki ketinggian 80 km hingga batas yang sulit ditentukan karena sangat jarangnya partikel gas yang mencapai lapisan ini. Lapisan ini merupakan tempat berlangsungnya proses ionisasi gas ionasasi gas N2 dan O2 sehingga lapisan ini disebut ionosfer. Dimana diatas ketinggian 100km pengaruh radiasi uv dan sinar x makin kuat.
Karakteristik Atmosfer
Atmosfer merupakan udara yang menyelubungi bumi dan sangat berguna bagi keberlangsungan kehidupan di bumi karena beberapa sebab:
1. Atmosfer melindungi bumi dari pancaran radiasi matahari yang bersuhu 6000 derajat Kelvin.
2. Atmosfer berperan penting dalam siklus hidrologi pada proses penampungan air dari permukaan bumi (daratan dan lautan).
3. Atmosfer mengandung oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup untuk bernapas.
4. Atmosfer merupakan medium tempat bercampurnya beraneka unsur kimia yang berdampak pada kualitas udara.
http://moklim.sains.lapan.go.id/userfiles/image/Edukasi/Pentingnya%20Atmosfer%20Bumi/edukasiatmosfer_clip_image002.jpg
Gambar 2 : Lapisan Atmosfer
Atmosfer terdiri dari beberapa lapisan dari yang terdekat dengan bumi: troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer. Lapisan tersebut dibedakan antara satu dan lainnya berdasarkan profil temperaturnya. Pada lapisan troposfer, ketinggian 10-12 km, profil temperaturnya berkurang terhadap ketinggian. Di stratosfer, ketinggian 50 km, profil temperaturnya bertambah terhadap ketinggian. Dan di termosfer, ketinggian 1000 km, profil temperaturnya kembali bertambah terhadap ketinggian.
http://moklim.sains.lapan.go.id/userfiles/image/Edukasi/Pentingnya%20Atmosfer%20Bumi/edukasiatmosfer_clip_image003.jpg
Gambar 3 : Komposisi Udara
Di atas termosfer adalah ionosfer, merupakan puncak atmosfer yang langsung bersentuhan dengan ruang hampa udara. Lapisan terdekat bumi, troposfer, mengandung 6/7 bagian dari massa total atmosfer yang relatif tercampur secara sempurna, sangat basah, dan merupakan pusat aktivitas dan pembentukan awan maupun hujan.

Litosfer



Litosfer - Planet kita, Bumi, terdiri dari berbagai macam lapisan, salah satu diantaranya adalah litosfer atau bisa disebut dengan lapisan kerak/ kulit bumi. Ketebalan lapisan kerak Bumi sangat tipis bila dibandingkan dengan ukuran Bumi sebenarnya. Ketebalan lapisan ini 5–7 km di dasar samudra dan 30–80 km di bawah daratan benua. Pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan mencoba untuk menghadirkan sebuah artikel tentang Litosfer. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

A. Apa itu Litosfer?

Lapisan kulit bumi disebut dengan litosfer. Litosfer berasal dari kata lithos berarti batu dan sphere (sphaira) berarti bulatan. Dengan demikian Litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi. Dalam pengertian lain litosfer adalah lapisan bumi yang paling atas dengan ketebalan lebih kurang 66 km tersusun atas batuan. Litosfer merupakan lapisan kulit bumi yang mengikuti bentuk muka bumi yang bulat dan tersusun atas batuan dan mineral.

Batuan adalah massa yang terdiri atas satu atau lebih macam mineral dengan komposisi kimia yang tetap sehingga dengan jelas dapat dipisahkan antara satu dan yang lainnya. Ilmu yang mempelajari batuan disebut Petrologi. Batuan merupakan bahan utama pembentuk kulit bumi. Induk segala batuan adalah magma. Magma adalah batuan cair pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas.
Litosfer (Lapisan Kerak Bumi) | www.zonasiswa.com

B. Macam-macam Batuan dalam Litosfer

Batuan merupakan benda alam yang menjadi penyusun utama di muka bumi. Pada umumnya batuan merupakan campuran mineral yang bergabung secara fisik antara satu mineral dengan mineral lainnya. Beberapa batuan hanya tersusun atas beberapa mineral saja dan mineral lainnya dibentuk oleh gabungan mineral yang berasal dari bahan organik dan bahan-bahan vulkanik. Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.

1. Batuan Beku

Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi padat karena proses pendinginan. Berdasarkan tempat terjadinya pendinginan, batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga, sebagai berikut.
  • Batuan tubir/batu beku dalam
    Batuan tubir hanya terdiri dari kristal, terbentuk jauh di dalam kulit bumi. Bongkahan kristal yang besar besar terjadi karena proses pendinginan yang berjalan lambat. Contoh batuan ini adalah granit.



  • Batuan leleran/batu beku luar
  • Pembekuan batuan ini terjadi di luar kulit bumi sehingga penurunan temperatur terjadi sangat cepat. Pada pembentukannya kadang-kadang magma sama sekali tidak menghasilkan kristal, tetapi ada juga yang membentuk kristal-kristal kecil, sehingga batuan leleran dapat berupa kristal kecil, kristal besar, dan bahan amorf seperti liparit. Namun, ada juga yang berupa bahan amorf saja seperti batu apung.



  • Batuan korok/batu beku gang
  • Batuan korok merupakan batuan yang terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang. Proses pendinginan berlangsung lebih cepat karena berada di dekat permukaan, sehingga batuan ini dapat berupa kristal kecil dan kristal besar, tetapi juga ada yang tidak mengkristal, seperti bahan amorf. Contohnya: granit fosfir.

2. Batuan Sedimen

Pelapukan yang dialami oleh batuan beku menyebabkan struktur batuan yang mudah lepas. Bagian yang lepas akan mudah terbawa air, angin, atau es. Bagian yang terangkut ini akan terendap di suatu tempat. Bagian batuan yang mengendap ini lama-kelamaan akan menumpuk dan mengeras membentuk batuan sedimen. Pengerasan batuan ini disebut dengan pembaruan.

Jika ditinjau dari tempat terjadinya pengendapan, batuan sedimen dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, sebagai berikut.
  • Batuan sedimen kontinental, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di laut, misalnya, tanah los dan tanah gurun pasir. 
  • Batuan sedimen marine, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di laut, misalnya, endapan radiolaria di laut dalam, lumpur biru di pantai, dan lumpur merah. 
  • Batuan sedimen lakustre, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di danau, misalnya, tuf danau dan tanah liat danau.

Berdasarkan proses pembentukannya batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga maca, yaitu sebagai berikut:
  • Batuan sedimen klastik yaitu batuan asal yang mengalami penghancuran secara mekanis dari ukuran besar menjadi kecil, kemudian mengendap membentuk batuan endapan klastik. Contoh umum batuan endapan klastik adalah batuan pasir dan batu lempung (shale). 
  • Batuan sedimen kimiawi yaitu batuan yang terjadi karena proses kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dehidrasi, dan sebagainya. Contoh batuan sedimen kimiawi yang terjadi secara langsung adalah batuan sedimen kapur yang dinamakan stalaktit dan stalagmit yang terdapat di gua-gua kapur. 
  • Batuan sedimen organik yaitu batuan yang terjadi karena selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, yaitu sisa-sisa rumah atau bangkai binatang yang tertimbun di dasar laut seperti kerang, dan terumbu karang.

Sedangkan berdasarkan Perantara atau Mediumnya, batuan sedimen di bagi menjadi:
  • Batuan sedimen aeris (aeolis). Pengangkutan batuan ini adalah oleh angin. Misalnya: tanah los, tuff, dan pasir di gurun. 
  • Batuan sedimen glasial. Pengangkutan batuan ini adalah dilakukan melalui madia perantara es. Contohnya moraine. 
  • Batuan sedimen aquatis. Batuan sedimen yang terdiri atas batubatu yang sudah direkat antara satu sama lain.

3. Batuan Metamorf

Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan beku dan batuan endapan) akibat proses metamorfosis. Metamorfosis adalah suatu proses yang dialami batuan asal akibat dari adanya tekanan atau temperatur yang meningkat atau tekanan dan temperatur yang samasama meningkat.

Perubahan batuan dapat terjadi karena bermacam-macam hal, antara lain sebagai berikut.
  • Suhu tinggi, berasal dari magma karena berdekatan dengan dapur magma sehingga metamorfosis ini disebut metamorfosis kontak. Misalnya: marmer dari batu kapur dan antrasit dari batu bara. 
  • Tekanan tinggi, berasal dari adanya endapan-endapan yang sangat tebal di atasnya. Contohnya batu pasir dari pasir. 
  • Tekanan dan suhu tinggi, terjadi jika ada pelipatan dan geseran pada waktu terjadi pembentukan pegunungan. Metamorfosis ini disebut metamorfosis dinamo. Misalnya, batu asbak dan batu tulis. 
  • Penambahan bahan lain, pada saat terjadi perubahan bentuk terkadang terdapat penambahan bahan lain. Jenis batuan metamorf tersebut dinamakan batuan metamorf pneumatalitis.

Semoga artikel tersebut di atas tentang Litosfer (Lapisan Kerak Bumi) bisa bermanfaat bagi sobat semua. Apabila ada dari sobat yang menemukan kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Terima kasih ^^ Maju Terus Pendidikan Indonesia ^^