Thursday, October 17, 2019

Kerajinan anak sekolahan pada mata pelajaran seni budaya


Sekolah selain bertujuan mencerdaskan anak bangsa sekaligus sebagai generasi penerus juga untuk mengasah kreativitas peserta didik dalam melakukan suatu hal. 
Dengan adanya mata pelajaran seni budaya pada sekolah tingkatan MA terbukti bahwasanya siswa mampu berinovasi dalam berkarya.







Saturday, October 5, 2019

PENDAIS

Pembelajaran agama berbasis ilmu tekhnologi. Kemajuan tekhnologi yang tidak bisa dipungkiri perkembangannya akan memebawa berbagai macam dampak. Contoh kecil Hp, sebagian besar org kehidupannya selalu bersama hp dimanapun dan kapanpun. Bagemana peserta didik bisa memanfaatkan tekhnologi tersebut secara bijak dan bermanfaat.






Monday, September 30, 2019

Prestasi Paskibraka MAN Jeneponto

Kegiatan lomba Peraturan Baris Berbaris (PBB) tingkat SMA/sederajat memperingati HUT TNI ke-74 TA. 2019.
MAN jeneponto salah satu sekolah yang mendapat undangan dalam lomba PBB dalam bentuk surat Komandan Kodim 1425/Jeneponto Nomor : B/653/IX/2019 tanggal 27 september 2019.
Sebelum pemberangkatan pasukan Paskibraka MAN kelokasi lomba maka persiapanpun harus dimatangkan terlebih dahulu. Pelepasan pasukan Paskibraka untuk mengikuti lomba dibawakan oleh salah seorang guru besar MAN iyalah Drs.H. Muhammad Nasir.
Dalam kegiatan tersebut beberapa sekolah mengikuti lomba tersebut dengan kesungguhan hati demi mengahrumkan sekolah masing-masing. 
Tak sia-sia perjuangan Paskibraka MAN yang pulang dengan membawa juara 2. 
Prestasi takkan pernah diraih pa bila tidak ada yang namanya keseriusan berlatih  dan kesungguhan hati dalam meraih.


Pelepasan pasukan PBB Paskibraka MAN Jeneponto oleh Drs.H. Muhammad Nasir



Pasukan Paskibraka MAN Saat Lomba

Piala kejuaraan



Monday, September 23, 2019

Sekolah Dasar


Bagi orang-orang yang lahir ditahun 1990an maka sekolah dasar merupakan sekolah yang pertama kali diampuh. 
Berbagai keseruan menjadikan hal yang menarik.

Jeruk Cina

Jeruk cina atau biasa dikenal dengan jeruk keprok yang bernama latin Citrus reticulata yang dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis.
Dari segi rasa tidak diragukan lagi krn kesegarannya. Banyak yang memanfaatkan buah ini menjadi Jus karena cita rasanya yang khas. Buah ini kaya dengan vitamin C.






Sunday, September 22, 2019

Kebun Asrama MAN Jeneponto

Lahan yang tadinya rawa ini belokasi dalam MAN Jeneponto dengan arahan kepala madrasah serta beberapa dewan guru memberikan beberapa pemahaman kepada siswa siswi yang tinggal disekolah (asrama) bahwasanya lahan yang kosong di MAN bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya tidak dibiarkan begitu saja sehingga tidak terawat.
Muncullah inisiatif dari anak asrama untuk menjadikan lahan tersebut sebagai tempat bercocok tanam dan sebagian lagi dijadikan taman sehingga dikemudian hari lahan tersebut dapat bermanfaat
Dengan usaha dan kesungguhan alhamdllah lahan tersebut mulai berbenah sedikit demi sedikit. Tak mungkin dikerja dengan 1 hari selesai karena beberapa kendala yang dihadapi dilapangan seperti pemerataan tanah, pembuatan bedengan, talat, serta yang paling utama tenaga.









Tempe


Tempe khas Indonesia


Tempe berbungkus daun pisang yang dijual di pasar tradisional Indonesia




               Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".

                Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.

                 Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).

                 Terdapat berbagai metode pembuatan tempe. Namun, teknik pembuatan tempe di Indonesia yang ditemukan oleh chandra dwi dhanarto(1994) secara umum terdiri dari tahapan perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi.
Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada tahap perendaman.

                  Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji.

                   Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Bila pertumbuhan bakteri asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-negara subtropis, asam perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-bakteri beracun.

                    Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi.

                     Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.

                       Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk.

                       Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 °C–37 °C selama 18–36 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam.



Tempe berwarna keputih-putihan akibat hifa kapang yang melekatkan biji-biji kedelai.


                 Tidak seperti makanan kedelai tradisional lain yang biasanya berasal dari Cina atau Jepang, tempe berasal dari Indonesia. Tidak jelas kapan pembuatan tempe dimulai. Namun demikian, makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Hal ini dan catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.
Kata "tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut.

Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus bahasa Jawa-Belanda. Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan, seperti singkong, ubi dan kedelai, sebagai sumber pangan. Selain itu, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis, yaitu koji kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air.