Monday, September 30, 2019

Prestasi Paskibraka MAN Jeneponto

Kegiatan lomba Peraturan Baris Berbaris (PBB) tingkat SMA/sederajat memperingati HUT TNI ke-74 TA. 2019.
MAN jeneponto salah satu sekolah yang mendapat undangan dalam lomba PBB dalam bentuk surat Komandan Kodim 1425/Jeneponto Nomor : B/653/IX/2019 tanggal 27 september 2019.
Sebelum pemberangkatan pasukan Paskibraka MAN kelokasi lomba maka persiapanpun harus dimatangkan terlebih dahulu. Pelepasan pasukan Paskibraka untuk mengikuti lomba dibawakan oleh salah seorang guru besar MAN iyalah Drs.H. Muhammad Nasir.
Dalam kegiatan tersebut beberapa sekolah mengikuti lomba tersebut dengan kesungguhan hati demi mengahrumkan sekolah masing-masing. 
Tak sia-sia perjuangan Paskibraka MAN yang pulang dengan membawa juara 2. 
Prestasi takkan pernah diraih pa bila tidak ada yang namanya keseriusan berlatih  dan kesungguhan hati dalam meraih.


Pelepasan pasukan PBB Paskibraka MAN Jeneponto oleh Drs.H. Muhammad Nasir



Pasukan Paskibraka MAN Saat Lomba

Piala kejuaraan



Monday, September 23, 2019

Sekolah Dasar


Bagi orang-orang yang lahir ditahun 1990an maka sekolah dasar merupakan sekolah yang pertama kali diampuh. 
Berbagai keseruan menjadikan hal yang menarik.

Jeruk Cina

Jeruk cina atau biasa dikenal dengan jeruk keprok yang bernama latin Citrus reticulata yang dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis.
Dari segi rasa tidak diragukan lagi krn kesegarannya. Banyak yang memanfaatkan buah ini menjadi Jus karena cita rasanya yang khas. Buah ini kaya dengan vitamin C.






Sunday, September 22, 2019

Kebun Asrama MAN Jeneponto

Lahan yang tadinya rawa ini belokasi dalam MAN Jeneponto dengan arahan kepala madrasah serta beberapa dewan guru memberikan beberapa pemahaman kepada siswa siswi yang tinggal disekolah (asrama) bahwasanya lahan yang kosong di MAN bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya tidak dibiarkan begitu saja sehingga tidak terawat.
Muncullah inisiatif dari anak asrama untuk menjadikan lahan tersebut sebagai tempat bercocok tanam dan sebagian lagi dijadikan taman sehingga dikemudian hari lahan tersebut dapat bermanfaat
Dengan usaha dan kesungguhan alhamdllah lahan tersebut mulai berbenah sedikit demi sedikit. Tak mungkin dikerja dengan 1 hari selesai karena beberapa kendala yang dihadapi dilapangan seperti pemerataan tanah, pembuatan bedengan, talat, serta yang paling utama tenaga.









Tempe


Tempe khas Indonesia


Tempe berbungkus daun pisang yang dijual di pasar tradisional Indonesia




               Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".

                Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.

                 Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).

                 Terdapat berbagai metode pembuatan tempe. Namun, teknik pembuatan tempe di Indonesia yang ditemukan oleh chandra dwi dhanarto(1994) secara umum terdiri dari tahapan perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi.
Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada tahap perendaman.

                  Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji.

                   Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Bila pertumbuhan bakteri asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-negara subtropis, asam perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-bakteri beracun.

                    Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi.

                     Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.

                       Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk.

                       Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 °C–37 °C selama 18–36 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam.



Tempe berwarna keputih-putihan akibat hifa kapang yang melekatkan biji-biji kedelai.


                 Tidak seperti makanan kedelai tradisional lain yang biasanya berasal dari Cina atau Jepang, tempe berasal dari Indonesia. Tidak jelas kapan pembuatan tempe dimulai. Namun demikian, makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Hal ini dan catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.
Kata "tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut.

Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus bahasa Jawa-Belanda. Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan, seperti singkong, ubi dan kedelai, sebagai sumber pangan. Selain itu, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis, yaitu koji kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air.

Samurai

Samurai khas negara jepang


Perkataan samurai berasal pada sebelum zaman Heian di Jepang di mana bila seseorang disebut sebagai saburai, itu berarti dia adalah seorang suruhan atau pengikut. Hanya pada awal zaman modern, khususnya pada era Azuchi-Momoyama dan awal periode/era Edo pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 perkataan saburai bertukar diganti dengan perkataan samurai. Bagaimanapun, pada masa itu, artinya telah lama berubah.


Pada era pemerintahan samurai, istilah awal yumitori (“pemanah”) juga digunakan sebagai gelar kehormat bagi sejumlah kecil panglima perang, walaupun pemain pedang telah menjadi lebih penting. Pemanah Jepang (kyujutsu), masih berkaitan erat dengan dewa perang Hachiman.


Samurai menggunakan beberapa macam jenis senjata, tetapi katana adalah senjata yang identik dengan keberadaan mereka, Dalam Bushido diajarkan bahwa katana adalah roh dari samurai dan kadang-kadang digambarkan bahwa seorang samurai sangat tergantung pada katana dalam pertempuran. Mereka percaya bahwa katana sangat penting dalam memberi kehormatan dan bagian dalam kehidupan. Sebutan untuk katana tidak dikenal sampai massa Kamakura (1185–1333), sebelum masa itu pedang Jepang lebih dikenal sebagai tachi dan uchigatana, Dan katana sendiri bukan menjadi senjata utama sampai massa Edo.


Apabila seorang anak mancapai usia tiga belas tahun, ada upacara yang dikenali sebagai Genpuku. Anak laki-laki yang menjalani genpuku mendapat sebuah wakizashi dan nama dewasa untuk menjadi samurai secara resmi. Ini dapat diartikan dia diberi hak untuk mengenal katana walaupun biasanya diikat dengan benang untuk menghindari katana terhunus dengan tidak sengaja. Pasangan katana dan wakizashi dikenali sebagai Daisho, yang berarti besar dan kecil.


Senjata samurai yang lain adalah yumi atau busur komposit dan dipakai selama beberapa abad sampai masa masuknyah senapan pada abad ke-16. Busur komposit model Jepang adalah senjata yang bagus.


Bentuknya memungkinkan untuk digunakan berbagai jenis anak panah, seperti panah berapi dan panah isyarat yang dapat menjangkau sasaran pada jarak lebih dari 100 meter, bahkan bisa lebih dari 200 meter bila ketepatan tidak lagi diperhitungkan, Senjata ini biasanya digunakan dengan cara berdiri di belakang Tedate (手盾) yaitu perisai kayu yang besar, tetapi bisa juga digunakan dengan menunggang kuda.


Latihan memanah di belakang kuda menjadi adat istiadat Shinto, Yabusame (流鏑馬). Dalam pertempuran melawan penjajah Mongol, busur komposit menjadi senjata penentu kemenangan, Pasukan Mongol dan Cina pada waktu itu memakai busur komposit dengan ukuran yang lebih kecil, apalagi dengan keterbatasannya dalam pemakaian pasukan berkuda.

RPP Biologi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah                    : SMAN 100 MAKASSAR
Mata Pelajaran                  : Biologi
Kelas / Semester               : XI/1
Alokasi Waktu                   : 2 x 45 Menit

        I.            STANDAR KOMPETENSI 2
Memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.

      II.            KOMPETENSI DASAR 2.1
Megidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkannya dalam fungsinya.

    III.            INDIKATOR
A.      KOGNITIF
1.       Produk

1.       Mengidentifikasi berbagai jenis jaringan pada tumbuhan yang menyusun daun.

2.    Proses

1.       Melakukan pengamatan gambar pada struktur daun.

B.      AFEKTIF
1.       Karakter
Menunjukkan prilaku berkarakter, meliputi jujur, teliti, sopan, peduli, tanggung jawab, bekerja sama dan rasa ingin tahu dan menghargai pendapat teman.

2.       Keteramplan social
Menunjukkan keterampilan ssosial, meliputi: bertanya menyambungkan idea tau pendapat menjadi pendengar yang baik berkomunikasi dengan santun.


   IV.            TUJUAN PEMBELAJARAN
A.      Kognitif
1.       Siswa dapat membandingkan struktur anatomi daun monokoil dan dikotil melalui pengamatan gambar.

B.      Proses
1.       Siswa dapat melakukan pengamatan gambar pada daun.

     V.            MATERI PEMBELJARAN/URAIAN MATERI :
Struktur anatomi daun pada tumbuhan :
v  Secara umum struktur anatomi daun pada tumbuhan :
·         Epidermis terdiri dari 1 lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kitin (kutikula) atau kadang dari lignin.
·         Mesofil (jaringan dasar) terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan terdiri dari banyak ruang antarsel.
·         Berkas pengangkut, terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor dan sebagaipenguat daun.
·         Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.

v  Struktur  Jaringan penyusun  daun dikotil :
·         Epidermis berada pada lapissan permukaan atas dan bawah daun terdiri dari 1lapis sel berfungsi melindungi lapisan sel dibagian dalam dari kekeringan serta menjaga bentuk dsun sgsr tetap.
·         Kutikula terletak di lapisan permukaan atas dan bawah daun dimana pada kutikula terdapat zat kutin yang mencegah penguapan air melalui permukaan daun.
·         Stomata, melapisi permukaan atas dan bawah daun berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara.
·         Rambut dan kelenjar terletak di antara permukaan atas dan bawah daun berfungsi sebagai alat pengeluaran.
·         Meesofil terletak di antara  lapisan epidermis atas dan bawah berfungsi sebagaitempat berlangsungnya fotosintesis.
·         Urat daun terletak pada helai daun berfungsi sebagai transportasi zat.

v  Struktur anatomi daun monokotil :
·         Epidermis dan kutikula terdapat pada lapisan atas dan bawah daun berfungsi sebagai melindungi lapisan sel di bagian dalam dari kekeringan serta mencegah penguapan air melalui permukaan daun.
·         Stomata letaknya berderet di antara urat daun berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara.
·         Mesofil terletak pada cekungan di antara urat daunberfungsi membuat zat makanan melalui fotosintesis.
·         Urat daun terletak pada helai daun berfungsi sebagain transportasi zat.

   VI.            MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran   : kooperatif tipe STAD
Metode pembeajaran : pengamaan gambar, diskusi, Tanya jawab.

 VII.            LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN





























NO
Langkah Langkah Pembelajaran
fase
Waktu
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1
Pendahuluan
v  Kegiatan awal
v  Memberikan kesempatan kepda ketua kelas untuk memimpin doa (religius)
.
v  Menyebutkan SK, KD, dan indicator tentng materi yang diajarkan.



Kegiatan Inti

v  Menyebutkan secara umum struktur anatomi daun pada tumbuhan

v  Menjelaskan secara umum stuktur natomi daun pada tumbuhan.


v  Menyampaikan informasi tentang perbedaan struktur anatomi daun dikotil dengan strukur anatomi daun monokoil

v  Mempersilahkan siswa unuk mengisi LKS sesuai dengan pedoman yang diberikan

v  Mempersilahkan siswa untuk berdikusi kelompok



v  Ketua kelas memimpin doa dan siswapun ikut bedoa menurut keyakinannya masing-masing.

v  Menyimak  SK, KD, dan indikator tentang materi yang akan diajarkan.





v  Menyimak struktur anatomi daun yang telah disebutkan oleh guru.


v  Menyimak strukur anatomi daun yang telah dijelaskan oleh guru.



v  Menyimak informasi yang diampaikan oleh guru.




v  Mengisi LKS




v  Berdikusi kelompok



1











2




3



4




5



10











33

















Kegiatan akhir
v  Meberikan pujian kepada siswa yang paling tangkap tentang materi yang diberikan


v  Memprsilahkan siswa untuk beristirahat.


v  Mersa senng dan gembira.





v  Meninggalkan tempat untk beristirahat.

6







7

3



VIII.  SUMBE BLAJAR/MEDIA PEMBELAJARAN

Sumber                         : buku paket Biologi Sunda Kelapa Pustaka Kls XI hal 7682
          : lembar kegiatan siswa yang diterbitkan oleh musyawarah guru mata peljaran             Biologi   kota Makassar .
Media pembelajaran : Power Poin (lap top / LCD

    IX.  PENILAIAN DAN POGRAM TINDAK LANJUT
Prosdur penilian
Penilaian Kognitif : terlampir :
·         Jenis penilain             : penilaian kogniif terlampir
·         Benuk Instrumen      : Uraian, Esay

         Peilaian keterampilan sosial : terlampir

         Program tindak lanjut :
-          Siswa yang tuntas KKM diberi program pengayaan
-          Siswa yang tidak tuntas diberi program remedial.
INSTRUMEN
Penilaian Kognitif
v  Petunjuk :

Jawablah pertanyaan ini dengan ingkat dan benar !
1.       Tuliskn 4 struktur anatomi daun pada tumbuhan secara umum?
2.       Jelaskan perbedaan struktur anatomi daun pada tumbuhan dikotil dengan struktur anatomi daun  pada tumbuhan monokotil?

No
Kunci Jawaban
Skor
1









2

























v  Secara umum struktur anatomi daun pada tumbuhan :
·         Epidermis terdiri dari 1 lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kitin (kutikula) atau kadang dari lignin.
·         Mesofil (jaringan dasar) terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan terdiri dari banyak ruang antarsel.
·         Berkas pengangkut, terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor dan sebagaipenguat daun.
·         Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.

v  Struktur  Jaringan penyusun  daun dikotil :
·         Epidermis berada pada lapissan permukaan atas dan bawah daun terdiri dari 1lapis sel berfungsi melindungi lapisan sel dibagian dalam dari kekeringan serta menjaga bentuk dsun sgsr tetap.
·         Kutikula terletak di lapisan permukaan atas dan bawah daun dimana pada kutikula terdapat zat kutin yang mencegah penguapan air melalui permukaan daun.
·         Stomata, melapisi permukaan atas dan bawah daun berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara.
·         Rambut dan kelenjar terletak di antara permukaan atas dan bawah daun berfungsi sebagai alat pengeluaran.
·         Meesofil terletak di antara  lapisan epidermis atas dan bawah berfungsi sebagaitempat berlangsungnya fotosintesis.
·         Urat daun terletak pada helai daun berfungsi sebagai transportasi zat.

v  Struktur anatomi daun monokotil :
·         Epidermis dan kutikula terdapat pada lapisan atas dan bawah daun berfungsi sebagai melindungi lapisan sel di bagian dalam dari kekeringan serta mencegah penguapan air melalui permukaan daun.
·         Stomata letaknya berderet di antara urat daun berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara.
·         Mesofil terletak pada cekungan di antara urat daunberfungsi membuat zat makanan melalui fotosintesis.
·         Urat daun terletak pada helai daun berfungsi sebagain transportasi zat.




2

2

2

2



1


1



1

1

1

1


1

1


1

1


Jumlah
18


Nilai        =             skor perolehan     X100
Skor makimal
Intstrumen penilaian Kognitif



NO

Nama
Nilai yng diperoleh pada K.D.2.1

Nilai
Keterangan
   NH
   NT
   NA
   RM
Tuntas
Tidak tuntas

1.        
2.        
3.        
4.        
5.        
dst










Ket: NH   : Nilai ulangan harian
                        NT    : Nilai tuga
        NA    : Nilai akhir (penggabngan NH dengan NT)
        RM   : Nilai remedial (bagi siswa yang nilainya belum mencapaiKKN)


Penilaian afektif


NO

Nama siswa
Skor peroleha setiap aspek

Nilai

Indikator (Aspek yang dinilai)


1
2
3
4
5
6
7
8
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dst










1.       Tepat waktu menikuti PM
2.       Keaktifan dalam PBM
3.       Satun terhadap guru dan temanya
4.       Tanggung jawab
5.       Menghargai pendapa orang lain
6.       Ketelitian
7.       Ketekunan
8.       Presentase kehadiran dikelas

Pedoman penilaian
1.       Skor 32-40 = amat baik
2.       Skor 24-31 = baik
3.       Skor 16- 23 = cukup
4.       Skor 8-15 = kurang



Mengetahui instruktur biologi                                                    Makassar,      September 2011


Mengetahui Guru Pamong                                                          Mahasiswa PPL


Drs. Pagurus sp                                                                                 Abdul Muhaimin.                                             NIP:1867 1231 18940 2 022                                                               NIM:20403108005
               

Dosen Pembimbin



Drs. Estiti Hidayat
Nip:1962113 1197803 1 013