PPAT
Keberhasilan seseorang dalam melakukan perjalanan ditentukan oleh perencanaan dan persiapan sebelum melakukan perjalanan. Gagal dalam melakukan sebuah perencanaan perjalanan berarti merencanakan kegagalan dalam suatu perjalanan.
Banyak orang yang mendapat kecelakaan saat melakukan perjalanan
karena mereka tidak mempersiapkan rencana perjalanan dengan baik. Jadi apa
saja persiapan yang harus dilakukan bagi seorang penggiat alam terbuka? kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang penggiat alam bebas
Dalam sebuah perjalanan kegiatan alam bebas ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya perjalanan tersebut. Faktor pertama sifatnya intern, artinya datang dari si pelaku perjalanan itu sendiri. Kalau faktor intern ini tidak dipersiapkan dengan baik, maka pelaku perjalanan terancam oleh bahaya subyek (subjective danger). Persiapan yang kurang akan mendatangkan bahaya bagi pelaku perjalanan bersangkutan.
Faktor kedua sifatnya ekstern, artinya datang dari luar pelaku perjalanan. Bahaya yang mengancam dari luar ini datang dari obyek perjalanan yang akan dihadapi, sehingga secara teknis disebut bahaya oyek (objective danger). Bahaya itu bisa berupa badai, hujan, udara dingin, kabut, longsoran, hutan lebat dan sebagainya. Faktor ekstern ini masih bisa dipehitungkan, meskipun tidak semudah memperhitungkan faktor intern.
I. RENCANA PERJALANANDalam penyusunan rencana perjalanan harus diperhatikan beberapa hal penting yang mencakup:
Tempat Tujuan
Mencari informasi tentang tujuan perjalanan merupakan tahap paling awal sebelum melakukan perjalanan. Informasi bisa kita dapat melalui literatur, media massa, penduduk setempat dan orang yang pernah melakukan perjalanan ke tempat tersebut. Adapun informasi yang perlu didapatkan adalah:
1. Rute-rute yang ada, dan mempertimbangkan rute mana yang akan dipilih.2. Keadaan medan, struktur geologi serta hambatan-hambatan yang mungkin timbul, misalnya: air, gas racun, pasir apung dan lain-lain.
3. Keadaan flora dan fauna yang ada.
Waktu Perjalanan
Memperkirakan waktu perjalanan perlu dilakukan. Ini terutama berguna untuk mempersiapkan makanan. Dan yang perlu diperhatikan lagi adalah keadaan musim dan cuaca pada saat itu.
Anggota/PesertaSelain memilih anggota dalam perjalanan, yang perlu diperhatikan juga adalah pembagian kerja tim dan sebuah kerjasama yang solid. Karena kerjasama yang baik merupakan faktor yang menentukan keberhasilan perjalanan tersebut.
II. PERSIAPAN PERJALANAN
Mental dan Fisik
Perbuatan nekad sering terjadi karena ketegangan dan panik. Untuk itu kondisi mental yang baik mutlak diperlukan dalam sebuah perjalanan. Kondisi fisik harus sesuai dengan standar perjalanan yang dihadapi. Latihan-latihan fisik yang teratur adalah upaya yang paling tepat dalam rangka standarisasi sebuah perjalanan. Dan perlu diperhatikan juga adalah proses aklimatisasi (penyesuaian suhu tubuh terhadap lingkungan), karena seringkali sebuah perjalanan di alam terbuka akan berhadapan dengan suhu lingkungan yang ekstrim.
Pengetahuan dan KetrampilanSetiap anggota tim harus menguasai pengetahuan dasar hidup di alam terbuka, antara lain navigasi, survival dan pertolongan pertama pada gawat darurat. Jika perjalanan yang dipilih adalah pendakian maka harus dikuasai pengetahuan mountaineering.
Administrasi
Surat-menyurat yang diperlukan dalam perjalanan kegiatan alam bebas antara lain:
1. Surat pengantar dari lembaga terkait, misalnya surat tugas dari Dekanat atau Rektorat.
2. Surat ijin kegiatan (Kepolisian dan Sospol)
3. Surat ijin masuk kawasan.
Perlengkapan
Persiapan perlengkapan merupakan awal perjalanan itu sendiri. Perlengkapan kegiatan alam bebas umumnya memang mahal, tetapi ini wajar karena perlengkapan itu adalah pelindung keselamatan. Alam terbuka merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita. Karena itu diperlukan perlengkapan yang memadai agar mampu hidup di lingkungan yang baru.
Untuk pendakian yang singkat, tanpa bermalam misalnya, tentu saja
perlengkapannya lebih sederhana dibandingkan pendakian yang memakan
waktu berhari-hari, apalagi yang melewati daerah perbukitan tinggi yang dingin.
Perlengkapan pribadi untuk pendakian antara lain:
- 1 pasang pakaian perjalanan, 1 pasang pakaian untuk tidur dan 1 pasang
pakaiancadangan (selalu dijaga tetap kering). Jenis pakaian pilih yang cepat
kering, ringan, kuat dan hangat.
- Jacket dingin.
- Topi rimba.
- Jacket hujan/Jas hujan/ponco. Bawa yang waerproof.
- Kaos tangan.
- Kaos kaki wool 2 pasang.
- Obat-obat pribadi. Penyakit yang khusus kadang hanya diri kita yang tahu.
- Kantong tidur.
- Kantong plastik besar untuk menyimpan semua pakaian/perlengkapan tetap
kering.
- Alat masak dan Kompor.
- Peta dan Kompas.
- Tenda
1. Sepatu
Sepatu yang digunakan di dalam kegiatan alam bebas mempunyai
karakteristik sendiri-sendiri tergantung dari kegiatan yang dilakukan.
Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang dapat melindungi
sendi dan jari kaki hingga mata kaki.
sepatu yang baik adalah yang tebal dan tidak mudah sobek
apabila terkena duri. Bagian depannya haruslah kuat hingga dapat
melindungi jari kaki apabila terbentur batu. (tidak dianjurkan untuk
memakai sepatu pekerja tambang yang pada bagian depannya dilapisi
baja, ini akan memberatkan dan akan merusak kaki apabila terjadi
perubahan suhu. Sol yang baik adalah yang dapat menggigit ke segala
arah.
Sepatu ABRI cukup baik untuk dipergunakan di dalam medan
hutan gunung. Dengan dimodifikasi tambahan insole (alas tambahan di
dalam sepatu) sehingga sepatu nyaman dipakai.
2. Kaus Kaki
Yang perlu diperhatikan dalam memilih kaus kaki adalah dapat
melindungi kaki kita dari gesekan langsung dengan sepatu yang dapat
menimbulkan lecet. Dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat.
Biasanya terbuat dari katun atau wool. Sesuaikanlah ketebalan dan
panjang kaus kaki dengan keperluan. Untuk daerah yang dingin dapat
memakai dua lapis kaus kaki. Bagian dalamnya mamakai kaus kaki yang
terbuat dari bahan katun dan bagian luarnya memakai dari bahan wool.
3. Celana Lapangan
Yang perlu diperhatikan adalah celana haruslah kuat, lembut,
ringan dan praktis. Modelnya haruslah tidak mengganggu gerakan kaki
sewaktu berjalan, artinya celana harus sedikit longgar. Dan bahan celana
lapangan yang baik adalah bahan yang kuat dan menyerap keringat juga
mudah kering apabila terkena basah. Oleh karena itu bahan yang paling
baik dijadikan celana lapangan adalah bahan katun yang baik yang
ditenun dengan teknik ripstop, sehingga apabila sobek, sobekan tidak
akan memanjang.
4. Baju Lapangan
Prinsipnya sama dengan celana lapangan, harus kuat, ringan,
mudah kering dan tidak mengganggu pergerakan. Baju lapangan yang
dianjurkan adalah yang berlengan panjang, sehingga dapat melindungi
kulit lengan dari panas atau binatang.
5. Topi Lapangan
Selain untuk melindungi kepala dari panas, topi yang baik juga
harus dapat melindungi kepala klita dari duri dan binatang. Jadi topi
yang dianjurkan adalah topi rimba atau semacam topi jepang. Selain itu
bentuk topi jangan terlalu lebar, karena dapat menghalangi pergerakan
kita apabila kita berjalan diantara semak-semak.
6. Sarung Tangan
Sarung tangan yang baik adalah sarung tangan yang melindungi
tangan kita dari duri dan binatang. Oleh karena itu bahannya harus kuat
tetapi lentur, sehingga pergerakan tangan tidak terganggu. Untuk
keperluan tidur sarung tangan yang baik adalah sarung tangan yang
dapat menahan dingin, seperti sarung tangan wool.
7. Ransel
Ransel yang baik adalah ransel yang ringan, kuat, nyaman dipakai,
dan praktis. Ransel haruslah terbuat bahan yang waterproof, sehingga
apabila terkena air ransel tidak akan bertambah berat. Dianjurkan agar
memilih ransel yang memiliki rangka. Ini akan membantu untuk
membagi beban ransel ke seluruh tubuh ransel.
8. Lampu Senter
Lampu senter yang baik adalah lampu senter yang kuat (dilapisi
karet) dan waterproof. Lalu jangan lupa untuk membawa baterai dan
lampu cadangan.
9. Peluit
Peluit merupakan alat yang dapat digunakan untuk melakukan
komunikasi dengan orang lain yang jaraknya jauh. Peluit yang baik
adalah peluit yang menghasilkan frekuensi suara yang tetap, jadi tidak
tergantung oleh kuat tidaknya orang meniup peluit itu. Peluit ini terkenal
dengan nama peluit pramuka.
10. Pisau
Pisau adalah alat penting yang dapat membantu di dalam setiap
kegiatan. Oleh karena itu pisau haruslah kuat, tajam dan tidak mudah
patah. Bentuk pisau bermacam-macam sesuai dengan fungsinya masingmasing.
Untuk sebuah perjalanan sebaiknya membawa dua jenis pisau,
yaitu pisau lipat untuk keperluan sehari-hari dan golok tebas sebagai
teman dalam melakukan perjalanan.
11. Veldples
Veldples adalah alat penampung air yang kuat, terbuat dari plastik
dan dibungkus oleh kain katun yang kuat. Biasanya dilengkapi oleh gelas
alumunium.
12. Misting
Misting adalah peralatan masak yang terdiri dari tiga buah panci
kecil. Sangat praktis digunakan dalam melakukan perjalanan. Terbuat
dari bahan alumunium, dan sangat cocok untuk memasak air ataupun
nasi.
13. Kompor Lapangan
Kompor kecil yang terbuat dari besi dan dapat dilipat sehingga
praktis dibawa kemana-mana. Bahan bakar kompor ini adalah paraffin.
14. Ponco
Selain dapat melindungi tubuh kita dari hujan dan dingin sewaktu
berjalan, ponco dapat digunakan untuk membuat bivoack. Ponco yang
baik adalah ponco ABRI, karena terbuat dari bahan yang kuat dan
mempunyai ring di bagian tepinya untuk mengikat tali.
1.2 Persiapan Perjalanan
Sebelum mengikuti Pendidikan Dasar GPA, kita perlu mempersiapkan
segala hal yang dapat memperlancar perjalanan kita. Seperti :
1. Peralatan
2. Perbekalan
3. Latihan materi
4. Latihan fisik
5. Biaya
6. Perizinan kepada orang tua
Dua unsur gizi merupakan sumber tenaga paling utama adalah hidrat arang dan zat lemak. Hidrat arang memegang peranan penting, sebab jumlah tenaga yang dihasilkan pada waktu pembakaran tubuh per liter oksigen jauh lebih besar daripada jumlah tenaga yang dihasilkan dari pembakaran zat lemak. Pembakaran lemak menjadi kalori juga berjalan lambat, sehingga ada baiknya memakan makanan yang mengandung banyak lemak pada pagi hari agar menghasilkan kalori ketika dibutuhkan di siang hari. Makanan itu misalnya lemak daging, mentega, keju, kuning telur, kacang dan lain-lain. Karbohidrat dapat diperoleh antara lain dari beras, susu, gula-gula, coklat dan sebagainya.
Persiapkan bahan makanan secukupnya, jangan berlebih namun juga jangan
sampai kurang. Perhitungkan lama anda pergi. Pilihlah jenis makanan yang
dapat langsung dimakan dan mempunyai kalori yang tinggi. Hindari makanan
yang harus dimasak dan membutuhkan bahan bakar berlebih. Ingat makin
banyak membawa bahan bakar atau bahan makanan mentah beban anda akan
makin berat dan tidak efektif. Jenis makanan yang praktis misalnya: power bar,
coklat, biskuit, permen, Mie instan, kurma, dll.
Adapun protein, untuk pendaki gunung sebaiknya tidak disuguhkan dalam kadar yang tinggi. Protein yang berlebihan menyebabkan amonia dan asam amino banyak tertimbun di dalam darah sehingga cepat menimbulkan rasa lelah. Amonia dan asam amino yang berlebihan tadi menyebabkan banyak kencing, sehingga cairan banyak yang hilang. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi (kehilangan cairan pada sel-sel tubuh) dan lejar panas (heat exhaustion). Proses pembakaran protein oleh tubuh pun-hanya memberikan energi kurang dari 10 persen dari yang kita butuhkan. Protein antara lain dihasilkan oleh daging, ikan, ayam, putih telur dan sebagainya.
Packing
Kenyamanan membawa ransel juga tergantung pada pengepakan barang di dalamnya. Ada beberapa prinsip yang harus dipegang dalam pengepakan:
1. Letakkan barang-barang yang berat di bagian atas dan barang-barang yang ringan di bagian bawah. ini penting dilakukan agar berat seluruh beban jatuh di pundak, bukan di pinggang atau punggung. Bagilah berat itu secara merata di sebelah kiri dan kanan, jangan menyiksa salah satu bahu dengan berat yang tak seimbang.
2. Letakkan barang-barang yang dibutuhkan dalam perjalanan di bagian atas. Sedapat mungkin kelompokkan barang-barang tersebut menurut fungsinya, lalu letakkan bersama-sama menurut tingkat kebutuhannya.
3. Manfaatkan ruangan yang ada seefektif mungkin.Perlengkapan P3K
Perlengkapan P3K sangat penting. Perlengkapan ini dapat menyelamatkan
nyawa anda sementara sebelum mendapat perawatan intensif. Kemampuan
menangani keadaan darurat harus dimiliki oleh setiap anggota tim.
Perhatikan Cuaca
Keadaan cuaca saat akan berangkat mungkin saja berbeda ketika anda sudah
berada ditengah perjalanan. Jika cuaca makin memburuk, misalnya hujan badai
dan berangin keras, berlindunglah sampai cuaca membaik. Tetapi jika keadaan
makin memburuk segera putuskan untuk berbalik agar keadaan tidak menjadi
lebih buruk. Hujan badai, dan dingin akan cepat membuat kemampuan fisik
seseorang turun dengan drastis. Jangan malu untuk membatalkan niat anda.
Lebih baik gagal mencapai puncak dari pada konyol.
Radio/HT/HP
Radio telekomunikasi sangat penting untuk berhubungan dengan pihak luar,
sayangnya ada beberapa tempat/gunung yang justru melarang seseorang
membawa perlengkapan radio telekomunikasi/HT. Jika anda membawanya,
gunakanlah hanya untuk keperluan darurat sekaligus untuk menghemat baterai.
Handphone bisa saja dibawa, tetapi persoalannya adalah jangkauan transmisi
dan kekuatan baterai.
Selain keindahan, alam terbuka juga menyajikan bahaya yang selalu
mengintai setiap saat. Bahaya yang biasanya terjadi dapat dikategorikan menjadi
dua kategori, yaitu :
1. Bahaya subyektif, yaitu potensi bahaya yang berada di bawah kendali
manusia. Contohnya : pemilihan alat yang salah, penguasaan penggunaan
perlengkapan yang dibawa kurang, pemilihanjenis perjalanan yang tidak
tepat, perhitungan logistik (bekal) yang salah, mengajak teman yang
kurang berpengalaman, dan lainnya. Intinya bahaya subyektif.
2. Bahaya obyektif, yaitu potensi bahaya yang berada di luar kendali
manusia. Contohnya : badai, banjir, panas, dan lainya. Seorang petualang
yang baik seyogyanya mengetahui kondisi alam yang akan diarungi
sebelum melakukan perjalanan.
1.1 Perlengkapan Dasar
Anggaran Biaya
Anggaran biaya harus dirinci secara detail, maka diperlukan salah satu dari tim yang bisa mengatur keluar masuknya uang. Selain pemasukan dan pengeluaran perlu dicantumkan juga dana tidak terduga.
III. SKENARIO OPERASI
Yang dicantumkan dalam skenario operasi adalah:
1. Peta Lintasan
Peta ini memberikan informasi tentang jalur lintasan yang digunakan, shelter peristirahatan dan tempat camp. Dicantumkan juga tempat dimana terdapat sumber air , daerah-daerah yang berbahaya dan kendala-kendala yang mungkin terjadi selama perjalanan.
2. Jalur Evakuasi
Jalur evakuasi adalah jalur jang digunakan untuk membawa korban .apabila terjadi kecelakaan dalam kegiatan alam bebas. Dimana jalur tersebut dapat ditempuh dalam waktu sesingkat mungkin mencapai tempat penanganan selanjutnya terhadap korban.
3. Perhitungan Waktu
Berdasarkan peta lintasan dibuat rincian waktu yang digunakan selama perjalanan mulai dari berangkat, kembali dan lama perjalanan. Diperhitungkan juga waktu istirahat dan camp.
IV. LAPORAN PERJALANAN
Laporan perjalanan memuat semua hasil perjalanan yang telah dilakukan. Dan yang paling penting dari laporan perjalanan adalah evaluasi dari perjalanan tersebut sehingga kita dapat belajar dari kesalahan apabila kita akan melakukan perjalanan lagi.
Perlengkapan Dasar dan Persiapan Perjalanan
Keberhasilan seseorang dalam melakukan perjalanan ditentukan oleh perencanaan dan persiapan sebelum melakukan perjalanan. Gagal dalam melakukan sebuah perencanaan perjalanan berarti merencanakan kegagalan dalam suatu perjalanan.
Banyak orang yang mendapat kecelakaan saat melakukan perjalanan
karena mereka tidak mempersiapkan rencana perjalanan dengan baik. Jadi apa
saja persiapan yang harus dilakukan bagi seorang penggiat alam terbuka? kema
mpuan yang harus dimiliki oleh seorang penggiat alam bebas, yaitu :
1. Fisik dan Kondisi Kesehatan.
Pendakian gunung bukanlah sebuah piknik yang ringan. Kemampuan fisik
dan kondisi kesehatan yang prima sangat dibutuhkan. Sebelum melakukan
pendakian pastikan bahwa kondisi fisik dan kesehatan anda baik. Lakukan
latihan fisik secara rutin untuk meningkatkan stamina jauh-jauh hari sebelum
pendakian. Jogging, berenang, atau bersepeda secarqa taratur sangat membantu
meningkatkan stamina.
2. Perlengkapan. Persiapkan perlengkapan sesuai yang dibutuhkan.
Untuk pendakian yang singkat, tanpa bermalam misalnya, tentu saja
perlengkapannya lebih sederhana dibandingkan pendakian yang memakan
waktu berhari-hari, apalagi yang melewati daerah perbukitan tinggi yang dingin.
Perlengkapan pribadi untuk pendakian antara lain:
- 1 pasang pakaian perjalanan, 1 pasang pakaian untuk tidur dan 1 pasang
pakaiancadangan (selalu dijaga tetap kering). Jenis pakaian pilih yang cepat
kering, ringan, kuat dan hangat.
- Jacket dingin.
- Topi rimba.
- Jacket hujan/Jas hujan/ponco. Bawa yang waerproof.
- Kaos tangan.
- Kaos kaki wool 2 pasang.
- Obat-obat pribadi. Penyakit yang khusus kadang hanya diri kita yang tahu.
- Kantong tidur.
- Kantong plastik besar untuk menyimpan semua pakaian/perlengkapan tetap
kering.
- Alat masak dan Kompor.
- Peta dan Kompas.
- Tenda
3. BahanMakanan.
Persiapkan bahan makanan secukupnya, jangan berlebih namun juga jangan
sampai kurang. Perhitungkan lama anda pergi. Pilihlah jenis makanan yang
dapat langsung dimakan dan mempunyai kalori yang tinggi. Hindari makanan
yang harus dimasak dan membutuhkan bahan bakar berlebih. Ingat makin
banyak membawa bahan bakar atau bahan makanan mentah beban anda akan
makin berat dan tidak efektif. Jenis makanan yang praktis misalnya: power bar,
coklat, biskuit, permen, Mie instan, kurma, dll.
4. Perijinan.
Perijinan atau surat identitas lainnya sangat perlu, apalagi jika kita akan
melalui daerah tertentu yang dianggap daerah berbahaya. Kordinasi dengan
pemegang otoritas/petugas sangat perlu sekaligus untuk memperoleh informasi
penting yang bermanfaat dan mungkin saja berhubungan dengan rencana
perjalanan.
5. Rute Perjalanan.
Pastikan bahwa rute yang akan ditempuh aman dan menyenangkan. Pelajari
rute itu sehingga anda siap dengan kemungkinan yang akan terjadi. Jika anda
pergi dengan tim, alangkah baiknya jika salah satu anggota tim anda pernah
melalui rute tersebut. Tinggalkan pesan kepada teman atau klub anda rencana
Perlengkapan Dasar dan Persiapan Perjalanan
Keberhasilan seseorang dalam melakukan perjalanan ditentukan oleh perencanaan dan
persiapan sebelum melakukan perjalanan. Gagal dalam melakukan sebuah perencanaan
perjalanan berarti merencanakan kegagalan dalam suatu perjalanan.
Banyak orang yang mendapat kecelakaan saat melakukan perjalanan
karena mereka tidak mempersiapkan rencana perjalanan dengan baik. Jadi apa
saja persiapan yang harus dilakukan bagi seorang penggiat alam terbuka? kema
mpuan yang harus dimiliki oleh seorang penggiat alam bebas, yaitu :
1. Fisik dan Kondisi Kesehatan.
Pendakian gunung bukanlah sebuah piknik yang ringan. Kemampuan fisik
dan kondisi kesehatan yang prima sangat dibutuhkan. Sebelum melakukan
pendakian pastikan bahwa kondisi fisik dan kesehatan anda baik. Lakukan
latihan fisik secara rutin untuk meningkatkan stamina jauh-jauh hari sebelum
pendakian. Jogging, berenang, atau bersepeda secarqa taratur sangat membantu
meningkatkan stamina.
2. Perlengkapan. Persiapkan perlengkapan sesuai yang dibutuhkan.
Untuk pendakian yang singkat, tanpa bermalam misalnya, tentu saja
perlengkapannya lebih sederhana dibandingkan pendakian yang memakan
waktu berhari-hari, apalagi yang melewati daerah perbukitan tinggi yang dingin.
Perlengkapan pribadi untuk pendakian antara lain:
- 1 pasang pakaian perjalanan, 1 pasang pakaian untuk tidur dan 1 pasang
pakaiancadangan (selalu dijaga tetap kering). Jenis pakaian pilih yang cepat
kering, ringan, kuat dan hangat.
- Jacket dingin.
- Topi rimba.
- Jacket hujan/Jas hujan/ponco. Bawa yang waerproof.
- Kaos tangan.
- Kaos kaki wool 2 pasang.
- Obat-obat pribadi. Penyakit yang khusus kadang hanya diri kita yang tahu.
- Kantong tidur.
- Kantong plastik besar untuk menyimpan semua pakaian/perlengkapan tetap
kering.
- Alat masak dan Kompor.
- Peta dan Kompas.
- Tenda
3. BahanMakanan.
Persiapkan bahan makanan secukupnya, jangan berlebih namun juga jangan
sampai kurang. Perhitungkan lama anda pergi. Pilihlah jenis makanan yang
dapat langsung dimakan dan mempunyai kalori yang tinggi. Hindari makanan
yang harus dimasak dan membutuhkan bahan bakar berlebih. Ingat makin
banyak membawa bahan bakar atau bahan makanan mentah beban anda akan
makin berat dan tidak efektif. Jenis makanan yang praktis misalnya: power bar,
coklat, biskuit, permen, Mie instan, kurma, dll.
4. Perijinan.
Perijinan atau surat identitas lainnya sangat perlu, apalagi jika kita akan
melalui daerah tertentu yang dianggap daerah berbahaya. Kordinasi dengan
pemegang otoritas/petugas sangat perlu sekaligus untuk memperoleh informasi
penting yang bermanfaat dan mungkin saja berhubungan dengan rencana
perjalanan.
5. Rute Perjalanan.
Pastikan bahwa rute yang akan ditempuh aman dan menyenangkan. Pelajari
rute itu sehingga anda siap dengan kemungkinan yang akan terjadi. Jika anda
pergi dengan tim, alangkah baiknya jika salah satu anggota tim anda pernah
melalui rute tersebut. Tinggalkan pesan kepada teman atau klub anda rencana perjalanan anda meliputi rute, anggota tim, dan lama perjalanan. Informasi inipenting, siapa tahu anda butuh bantuan!
6. Perlengkapan P3K.
Perlengkapan P3K sangat penting. Perlengkapan ini dapat menyelamatkan
nyawa anda sementara sebelum mendapat perawatan intensif. Kemampuan
menangani keadaan darurat harus dimiliki oleh setiap anggota tim.
7. Perhatikan Cuaca.
Keadaan cuaca saat akan berangkat mungkin saja berbeda ketika anda sudah
berada ditengah perjalanan. Jika cuaca makin memburuk, misalnya hujan badai
dan berangin keras, berlindunglah sampai cuaca membaik. Tetapi jika keadaan
makin memburuk segera putuskan untuk berbalik agar keadaan tidak menjadi
lebih buruk. Hujan badai, dan dingin akan cepat membuat kemampuan fisik
seseorang turun dengan drastis. Jangan malu untuk membatalkan niat anda.
Lebih baik gagal mencapai puncak dari pada konyol.
8. Radio/HT/HP.
Radio telekomunikasi sangat penting untuk berhubungan dengan pihak luar,
sayangnya ada beberapa tempat/gunung yang justru melarang seseorang
membawa perlengkapan radio telekomunikasi/HT. Jika anda membawanya,
gunakanlah hanya untuk keperluan darurat sekaligus untuk menghemat baterai.
Handphone bisa saja dibawa, tetapi persoalannya adalah jangkauan transmisi
dan kekuatan baterai.
Selain keindahan, alam terbuka juga menyajikan bahaya yang selalu
mengintai setiap saat. Bahaya yang biasanya terjadi dapat dikategorikan menjadi
dua kategori, yaitu :
1. Bahaya subyektif, yaitu potensi bahaya yang berada di bawah kendali
manusia. Contohnya : pemilihan alat yang salah, penguasaan penggunaan
perlengkapan yang dibawa kurang, pemilihanjenis perjalanan yang tidak
tepat, perhitungan logistik (bekal) yang salah, mengajak teman yang
kurang berpengalaman, dan lainnya. Intinya bahaya subyektif
diakibatkan oleh kecerobohan manusia.
2. Bahaya obyektif, yaitu potensi bahaya yang berada di luar kendali
manusia. Contohnya : badai, banjir, panas, dan lainya. Seorang petualang
yang baik seyogyanya mengetahui kondisi alam yang akan diarungi
sebelum melakukan perjalanan.
1.1 Perlengkapan Dasar
1. Sepatu
Sepatu yang digunakan di dalam kegiatan alam bebas mempunyai
karakteristik sendiri-sendiri tergantung dari kegiatan yang dilakukan.
Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang dapat melindungi
sendi dan jari kaki hingga mata kaki.
Kulit sepatu yang baik adalah yang tebal dan tidak mudah sobek
apabila terkena duri. Bagian depannya haruslah kuat hingga dapat
melindungi jari kaki apabila terbentur batu. (tidak dianjurkan untuk
memakai sepatu pekerja tambang yang pada bagian depannya dilapisi
baja, ini akan memberatkan dan akan merusak kaki apabila terjadi
perubahan suhu. Sol yang baik adalah yang dapat menggigit ke segala
arah.
Sepatu ABRI cukup baik untuk dipergunakan di dalam medan
hutan gunung. Dengan dimodifikasi tambahan insole (alas tambahan di
dalam sepatu) sehingga sepatu nyaman dipakai.
2. Kaus Kaki
Yang perlu diperhatikan dalam memilih kaus kaki adalah dapat
melindungi kaki kita dari gesekan langsung dengan sepatu yang dapat
menimbulkan lecet. Dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat.
Biasanya terbuat dari katun atau wool. Sesuaikanlah ketebalan dan
panjang kaus kaki dengan keperluan. Untuk daerah yang dingin dapat
memakai dua lapis kaus kaki. Bagian dalamnya mamakai kaus kaki yang
terbuat dari bahan katun dan bagian luarnya memakai dari bahan wool.
3. Celana Lapangan
Yang perlu diperhatikan adalah celana haruslah kuat, lembut,
ringan dan praktis. Modelnya haruslah tidak mengganggu gerakan kaki
sewaktu berjalan, artinya celana harus sedikit longgar. Dan bahan celana
lapangan yang baik adalah bahan yang kuat dan menyerap keringat juga
mudah kering apabila terkena basah. Oleh karena itu bahan yang paling
baik dijadikan celana lapangan adalah bahan katun yang baik yang
ditenun dengan teknik ripstop, sehingga apabila sobek, sobekan tidak
akan memanjang.
4. Baju Lapangan
Prinsipnya sama dengan celana lapangan, harus kuat, ringan,
mudah kering dan tidak mengganggu pergerakan. Baju lapangan yang
dianjurkan adalah yang berlengan panjang, sehingga dapat melindungi
kulit lengan dari panas atau binatang.
5. Topi Lapangan
Selain untuk melindungi kepala dari panas, topi yang baik juga
harus dapat melindungi kepala klita dari duri dan binatang. Jadi topi
yang dianjurkan adalah topi rimba atau semacam topi jepang. Selain itu
bentuk topi jangan terlalu lebar, karena dapat menghalangi pergerakan
kita apabila kita berjalan diantara semak-semak.
6. Sarung Tangan
Sarung tangan yang baik adalah sarung tangan yang melindungi
tangan kita dari duri dan binatang. Oleh karena itu bahannya harus kuat
tetapi lentur, sehingga pergerakan tangan tidak terganggu. Untuk
keperluan tidur sarung tangan yang baik adalah sarung tangan yang
dapat menahan dingin, seperti sarung tangan wool.
7. Ransel
Ransel yang baik adalah ransel yang ringan, kuat, nyaman dipakai,
dan praktis. Ransel haruslah terbuat bahan yang waterproof, sehingga
apabila terkena air ransel tidak akan bertambah berat. Dianjurkan agar
memilih ransel yang memiliki rangka. Ini akan membantu untuk
membagi beban ransel ke seluruh tubuh ransel.
8. Lampu Senter
Lampu senter yang baik adalah lampu senter yang kuat (dilapisi
karet) dan waterproof. Lalu jangan lupa untuk membawa baterai dan
lampu cadangan.
9. Peluit
Peluit merupakan alat yang dapat digunakan untuk melakukan
komunikasi dengan orang lain yang jaraknya jauh. Peluit yang baik
adalah peluit yang menghasilkan frekuensi suara yang tetap, jadi tidak
tergantung oleh kuat tidaknya orang meniup peluit itu. Peluit ini terkenal
dengan nama peluit pramuka.
10. Pisau
Pisau adalah alat penting yang dapat membantu di dalam setiap
kegiatan. Oleh karena itu pisau haruslah kuat, tajam dan tidak mudah
patah. Bentuk pisau bermacam-macam sesuai dengan fungsinya masingmasing.
Untuk sebuah perjalanan sebaiknya membawa dua jenis pisau,
yaitu pisau lipat untuk keperluan sehari-hari dan golok tebas sebagai
teman dalam melakukan perjalanan.
11. Veldples
Veldples adalah alat penampung air yang kuat, terbuat dari plastik
dan dibungkus oleh kain katun yang kuat. Biasanya dilengkapi oleh gelas
alumunium.
12. Misting
Misting adalah peralatan masak yang terdiri dari tiga buah panci
kecil. Sangat praktis digunakan dalam melakukan perjalanan. Terbuat
dari bahan alumunium, dan sangat cocok untuk memasak air ataupun
nasi.
13. Kompor Lapangan
Kompor kecil yang terbuat dari besi dan dapat dilipat sehingga
praktis dibawa kemana-mana. Bahan bakar kompor ini adalah paraffin.
14. Ponco
Selain dapat melindungi tubuh kita dari hujan dan dingin sewaktu
berjalan, ponco dapat digunakan untuk membuat bivoack. Ponco yang
baik adalah ponco ABRI, karena terbuat dari bahan yang kuat dan
mempunyai ring di bagian tepinya untuk mengikat tali.
1.2 Persiapan Perjalanan
Sebelum mengikuti Pendidikan Dasar GPA, kita perlu mempersiapkan
segala hal yang dapat memperlancar perjalanan kita. Seperti :
1. Peralatan
2. Perbekalan
3. Latihan materi
4. Latihan fisik
5. Biaya
6. Perizinan kepada orang tua
Zoologi & Botani Praktis
BOTANIPengertian Botani yaitu ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan, namun pada materi ini yang dibahas hanya yang berhubungan dengan kegiatan alam terbuka, yaitu bagaimana kita dapat memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan kita, terutama pada keadaan survival.
Pemanfaatan tumbuhan secara praktis di lapangan bagi kepentingan manusia, dapat dijadikan sebagai :
a. Bahan Makanan
Pedoman menkonsumsi tumbuhan sebagai makanan dilapangan :
- Tumbuhan tersebut sudah dikenal dan biasa dimakan
- Buah-buahan yang akan dimakan dan belum dikenal sebaiknya dioleskan sedikit dibibir dan ditunggu ada/tidak reaksi.
- Sebaiknya makan tumbuhan jangan hanya satu jenis saja.
- Sebaiknya bagian yang akan dimakan daunnya masih muda (pucuknya)
- Apabila daunnya yang akan dikonsumsi maka sebaiknya tidak bergetah atau berbulu.
- Tumbuhan yang tidak berbau busuk.
- Tumbuhan yang dimakan oleh hewan menyusui (mamalia).
- Tumbuhan tersebut tidak hidup menyendiri (soliter).
- Apabila Buahnya yang akan dikonsumsi maka buah tersebut tidak berwarna mencolok.
- Buah-buahan yang berwarna ungu sebaiknya tidak di makan karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid
Contoh jenis tumbuhan yang dapat di konsumsi
- Umbi Talas (Colocasia sp.), Rumput Teki (Cyperus rotondus)
- Arbei hutan (Rubus sp). Markisa (Passiplora guandrangularis), Bune (Antidesma bunius (L) Spreng).
- Biji muda Sengon (Albizia lophata) dan Kaliandra (Caliandra Cahartica).
- Daun muda Paku Tiang (alsophila glauca), selada air (Nasturtium officinale).
- Daun Begonia (Begonia sp.), Rebung Bambu (Bambusa sp.).
- Bunga Honje atau Kecombrang (Nicolara sp.) dan Bunga Turi (Sesbania glandiflora).
- Pisang Hutan muda (Musa sp.) yang dapat dimakan yaitu : buah, jantung, batang bagian dalam dan bongkol pisang muda.
- Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu Jamur Tiram (Pleutotus ostratus) dan Jamur Kuping (Auricularia jadae).
b. Bahan Obat-Obatan
Sudah sejak jaman dahulu manusia memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan. Antara lain digunakan sebagai obat demam, sakit kepala sakit gigi, luka, digigit ular beracun dan lain sebagainya (Lihat Daftar Tumbuhan Obat)
c. Tempat Berlindung
Sebaiknya tempat berlindung (beristirahat) dialasi dengan dedaunan, dapat mencegah menghantarkan dingin langsung dari tanah, pohon tumbang dapat dijadikan sebagai tempat berlindung.
d. Sumber Air
Untuk mendapatkan air dari tumbuhan dapat dilakuan dengan cara:
- Menyelubungkan ranting dan daunnya dengan sebuah kantong plastik yang ujungnya diikat, penguapan dari daun dapat menyebabkan pengembunan pada plastik bagian dalam.
- Mengumpulkan embun dari tumbuhan dengan menggunakan kain.
- Mengambil air dari batang tanaman rambat seperti rotan dengan cara memotong bagian atas setinggi mungkin dan bagian bawah yang dekat dengan tanah, air tetesannya dapat langsung diminum.
- Mengambil air yang tertampung pada daun-daun yang lebar, misalnya pisang-pisangan dan talas-talasan biasanya setelah hujan atau embun di pagi hari. Pada ruas Bambu dan pada Kantung Semar, sebaiknya disaring dan dimasak dahulu karena sering terdapat serangga yang mati dan berbau.
e. Bahan Untuk Menyalakan Api
Pada daerah yang lembab dan basah, sebelum menyalakan api, kumpulkan dalu ranting-ranting kecil yang kering sebagai penyala awal yang mudah terbakar, atau dengan cara mengiris setipis mungkin kayu yang ada hingga menjadi serpihan. Untuk membuat api, dapat dilakukan dengan cara menggesekkan bambu dengan bambu (kayu kering) yang keras secara konstan dan cepat (gerakan seperti menggergaji) hingga panas dan mengeluarkan asap, simpan bahan penyala dekat sumbur panas lalu gesek kembali hingga bahan penyala terbakar.
f. Sarana Kegiatan Memasak.
Fasilitas di alam yang dapat digunakan sebagai sarana kegiatan memasak, seperti bambu atau kelapa yang masih muda yang dilubangi ujungnya, digunakan sebagai wadah memasak.
Tumbuhan yang berbahaya
Racun tumbuhan terdapat dalam akar, umbi, batang, ranting, daun, biji, dan bulu-bulu (trikoma). Racun tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit, dapat menyebabkan kebutaan jika terkena mata, bila masuk dalam peredaran darah dapat menyebabkan keracunan, atau dapat menyebabkan kita keracunan makanan melalui saluran pencernaan.
Adapun ciri-ciri tumbuhan yang beracun antara lain :
- Mempunyai getah seperti susu, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.
- Buah-buahan yang warnanya menyolok, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.
- Daun yang mempunyai bulu-bulu atau duri-duri halus, biasanya menimbulkan gatal-gatal.
- Khusus untuk jamur, ciri-ciri yang beracun yaitu pada tangkai terdapat bagian yang menyerupai cincin, warna menyolok, berbau busuk, biasanya hidup pada tempat-tempat yang kotor(seperti kotoran hewan), jika diiris/dipotong dengan pisau perak meninggalkan bekas noda, jika dimasak dengan nasi akan meninggalkan warna gelap pada nasi disekitar jamur tersebut.
ZOOLOGI
Pengetahuan tentang hewan penting pula diketahui bagi para penggiat alam bebas. Dimana hewan dapat dimanfaatkan dalam usaha untuk menambah bahan makanan dan dapat dijadikan penanda ke sumber air. Oleh karena itu maka perlu juga diketahui mengenai perihal hewan-hewan dan kehidupan mereka. Cabang biologi yang mempelajari tentang hewan disebut Zoologi. Namun dalam materi ini hanya membahas mengenai peranan hewan bagi penggiat alam bebas
Hewan dapat dikomsumsi sebagai makanan, namun sebelumnya diperhatikan dahulu bahwa :
- Pada umumnya hewan bersifat mobil.
- Ukuran tubuh hewan sangat bervariasi
- Hewan mempunyai pola pewaktuan aktivitasnya, dapat aktif di siang hari atau aktif di malam hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang kehadiran suatu jenis hewan :
- Distribusi lokal dan regoinal serta kelimpahan populasi.
- Pengaturan fisiologis, respon, adaptasi struktural dan perilaku perubahan terhadap perubahan
- Perilaku dan aktivitas hewan dalam habitatnya.
- Perubahan-perubahan secara berkala (harian, musiman, dll) dari kehadiran aktivitas atau kelimpahan populasi hewan.
- Dinamika populasi dan komonitas serta pola interaksi-interaksi hewan dalam populasi dan komunitas.
Peran hewan
Sebagai sumber makanan
Hal yang perlu diperhatikan :
- Jenis hewan tersebut
- Tempat hidup atau habitatnya
- Ukuran tubuhnya
- Makanannya
- Pola tingkah laku hewan tersebut.
Hewan yang dapat dimakan antara lain :
- Mollusca (kerang-kerangan)
- Annelida (cacing)
- Insecta (serangga)
- Crustacea (udang-udangan)
- Pisces (ikan)
- Amfibia (katak)
- Reptilia (hewan melata)
- Mamalia (hewan menyusui)
- Aves (bangsa murung)
Penanda ke sumber air
- Hewan bertulang belakang (Vertebrata), jejaknya yang menuruni lembah biasanya menuju ke sumber air.
- Burung, jika terbang rendah secara langsung biasanya menuju ke sumber air dan jika terbangnya singgah-singgah biasanya berasal dari sumber air.
- Serangga, biasanya hidup tidak jauh dari sumber air.
HEWAN YANG BERBAHAYA DAN BERBISA
Hewan dapat pula menimbulkan bahaya bagi manusia. Hal ini dapat disebabkan jika ia merasa terganggu dan dengan alat pembela dirinya maka hewan tersebut menyerang. Adapun jenis hewan yang berbahaya dan berbisa yang bisa kita jumpai di alam terbuka adalah sebagai berikut :
- Nyamuk Malaria (Anopheles sp.)
- Agas
- Semut Api
- Tawon atau lebah (Apis sp.)
- Kelabang (Centripoda)
- Kalajengking (Heterometrus cyaneus)
- Pacet (Haemadipsa zeylanica) dan Lintah (Hirudineae sp.)
- Harimau (Panthera tigris) dan Macan Kumbang (Panthera pardus)
- Buaya (Crocodilla pororsus)
- Ular (Ophidia)
Beberapa petunjuk untuk mengidentifikasi ular berbisa :
- Tidak semua ular berbisa kepalanya segitiga, tetapi ular yang kepalanya segitiga adalah berbisa.
- Pada punggungnya berlunas sehingga membentuk garis punggung mulai dari belakang sampai ekor.
- Mempunyai kelenjar gigi bisa pada bagian kepala.
- Jika menggigit, meninggalkan bekas gigitan berupa dua buah lubang (gigi bisa).
Mempelajari botani dan zoology praktis dianggap penting untuk lebih mengenal jenis tumbuhan dan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan darurat (survival food) atau obart-obatan. Selain itu kita dapat mengenal jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan yang harus dijauhi karena beracun, berbisa, atau dapat menganmcam keselamatan jiwa. Hal ini penting karena alam Tropis memiliki karakteristik yang berbeda dengan alam Sub Tropis.
Daerah tropis memiliki karakteristik sebagai berikut : Keanekaragaman species yang tinggi tetapi dalam satu species jumlah populasinya rendah. Artinnya harus lebih banyak mengenal keanekaragaman species yang lebih banyak bila dibandingkan dengan yang di Sub Tropis. Selain itu alam tropis dengan jumlah populasi yang tidak terlalu banyak menyebabkan kita harus sedikit berusaha lebih keras lagi guna memanfaatkannya. Yang terakhir cuaca alam tropis relatif stabil dan perbedaan yang drastis dan ekstrim jarang ditemukan.
Botani Praktis
Permasalah dalam survival mengenai masalah Botani Praktis adalah survivor harus mengenal karakteristik alamnya. Karena daerah di Indonesia ini dapat dikelompokan menjadi beberapa zona geografi tumbuhan.
Secara garis besar, tumbuh-tumbuhan dibedakan pada dua hal :
1. Tumbuhan yang dapat dimakan (berguna, mengandung air, dapat dipakai sebagai obat-obatan, dll)
2. Tumbuhan yang berbahaya (beracun).
Tumbuhan Yang Dapat Dimakan
Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi yang cukup adalah umbi (umbi batang / umbi akar), setelah itu baru buah, biji, dan daun.
Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan :
a. Bagian tumbuhan yang masih muda /tunas.
b. Tumbuhan yang tidak mengandung getah.
c. Tumbuhan yang tidak berbulu.
d. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap.
e. Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia.
Langkah-langkah yang perlu bila akan memakan tumbuhan :
a. Makan tumbuh-tumbuhan yang sudah dikenal.
b. Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan saja.
c. Sebaiknya jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu, karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid.
d. Cara memakan buah-buahan yang belum kita kenal adalah dengan mengoleskan sedikit ke bibir dan tunggu reaksinya. Bila tidak ada rasa aneh (panas, pahit) berrati cukup aman.
e. Yang paling baik adalah terlebih dahulu memasak bagian tumbuhan yang akan dimakan.
Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
a. Umbi di dalam tanah : jenis talas, kentang, bengkuang, paku tanah.
b. Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu, begonia.
c. Buah : kelapa, arbei hutan, konyal (markisa hutan), nipah (dirawa)
d. Biji : padi, jagung, biji rumput teki (di Madura), biji saniten yang sudah tua
e. Bunga : turi, pisang.
f. Daun : rasamala, melinjo, babadotan, tespong, antanan.
Tumbuhan Obat dapat dikelompokan menjadi dua :
a. Dimakan/diminum, contoh :
- Bratawali (Anamitra cocculus), tumbuhannya merayap. Terdapat di hutan, di kampung. Batangnya direbus, rasanya pahit. Gunanya obat anti demam, anti malaria, pembersih luka, penambah nafsu makan.
- Keji Beling/ngokilo (Strobilateses). Tumbuhan semak dan di hutan. Ambil daunnya, dimasak untuk obat pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.
- Sembung/sembung manis (Blumen Balsmifira). Jenis rumput-rumputan, terdapat di padang rumput yang banyak anginnya. Daunnya diseduh dengan air panas, dapat digunakan untuk sakit panas, sakit perut.
b. Tumbuhan Obat Luar, untuk luka
- Getah pohon Kamboja, untuk menghilangkan bengkak, juga untuk terkilir.
- Air rebusan Bratawali untuk mencuci luka, juga air batang pohon randu (kapuk hutan).
- Daun Sambiloto ditumbuk halus, atau daun Ploso untuk anti sengatan kalajengking.
- Kirinyuh.
Tumbuhan Beracun
- Getah pohon paku putih dapat menyebabkan kebutaan.
- Getah pohon Rengas, ingas/semplop, sangat berbahaya karena merusak jaringan.
- Getah Jambu Monyet menyebabkan gatal-gatal.
- Buah Aren mentah menyebabkan gatal-gatal.
- Kecubung, beracun bila dimakan.
- Rarawean, dapat menyebabkan gatal-gatal dan pedih.
- Daul Pulus dapat menyebabkan gatal-gatal dan panas
- Si Cantik Beracun.
Tumbuhan Berguna Lainnya
- Tumbuhan penyimpan air : tumbuhan beruas (bamboo, rotan, dll), tumbuhan merambat, kantung semar, kaktus dll.
- Tumbuhan pembuat atap/perlindungan : daun nipah, aren, sagu dll.
- Pengusir ular dan serangga : lemo
- Indikator air bersih : tespong, selada air.
Jamur di hutan sebaiknya jangan dimakan karena sulit untuk membedakan Janis yang bias dimakan atau yang beracun, keculai bagi yang sudah ahli, selain itu kadar kalori jamur sangat rendah karena tubuh jamur banyak mengandung air. Pedoman umum untuk menentukan jamur yang dapat dimakan, seperti : tidak berwarna menyolok, tidak bercahaya, tidak memiliki gelang pada tangakinya, tidak berbau memuakkan, tidak memberi efek warna hitam bila disentuh kan ke benda-benda perak.
Pedoman seperti itu sebenarnya terkadang sangat berbahaya. Banyak juga jamur yang mempunyai cirri-ciri diatas justru mengandung racun. Contohnya Amanita phallolder berwarna putih kecoklatan, tidak mempunyai gelang, justru memiliki racun yang mematikan manusia. Amanita Verna dan Amanita virosa yang berwarna berwarna putih bersih memiliki racun yang mematikan. Ketiga jamur itu bila dimakan, setelah 30 menit kemudian akan mengakibatkan perut sakit sekali. Bila tidak dirawat segera, 6 jam kemudian dapat menyebabkan kematian.
Pedoman seperti itu sebenarnya terkadang sangat berbahaya. Banyak juga jamur yang mempunyai cirri-ciri diatas justru mengandung racun. Contohnya Amanita phallolder berwarna putih kecoklatan, tidak mempunyai gelang, justru memiliki racun yang mematikan manusia. Amanita Verna dan Amanita virosa yang berwarna berwarna putih bersih memiliki racun yang mematikan. Ketiga jamur itu bila dimakan, setelah 30 menit kemudian akan mengakibatkan perut sakit sekali. Bila tidak dirawat segera, 6 jam kemudian dapat menyebabkan kematian.
Zoologi Praktis
Sebagaian besar hewan pada dasarnya dapat dimakan. Kesulitannya adalah bagaimana cara mendapatkannya. Untuk itu diperlu pengetahuan tentang habitat, dan tingkah laku hewan tersebut.
Untuk menangkap hewan diperlukan keberanian dalam mengambil keputusan, misalnya : hewan selalu mencari air untuk keperluan sehari-harinya. Apabila kita ingin mendapatkan bermacam hewan, harus menuju sumber air. Dalam hal ini kita akan dihadapkan pada satu masalah. Bila di dekat sumber air banyak hewannya berarti juga banyak hewan yang berbahaya bagi kita.
Habitat Hewan
Habitat yang paling banyak jenis hewannya adalah pantai dan laut dangkal. Semakin tinggi permukaan tanah, jenis hewan yang ada semakin sedikit. Jadi bila tersesat digunung dan ingin mencari makanan (hewan), jangan terus naik ke puncak gunung. Lebih baik turun, kemungkinan besar akan menemukan berbagai jenis hewan.
Prilaku Hewan
Prilaku setiap hewan adalah khas. Kapan kita akan mudah menangkap suatu hewan, kapan harus menghindarinya. Pada musim kawin, hewan-hewan biasanya kurang peka terhadap sekelilingnya. Saat seperti inilah yang baik untuk menangkapnya. Burung-burung pindah dari daerah dingin ke daerah panas. Ikan salem atau belut/lindung yang berpindah tempat di sungai dan laut untuk bertelur. Ular yang menjaga telur atau anaknya biasanya bertambah ganas.
Binatang Berbahaya
- Nyamuk di daerah malaria.
- Lalat dayak/lalat kerbau (besarnya 2 kali lalat biasa) terdapat dihutan Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya. Bekas gigitannya bengkak dan gatal, bias infeksi.
- Lebah, sengatannya beracun, dalam jumlah besar/banyak dapat mematikan.
- Kelabang, kalajengking. Bekas sengatannya sakit, bengkak. Untuk mengurangi rasa sakit dapat dengan ammonia, tembakau dan sambiloto.
- Pacet, lintah. Menghispa darah, untuk melepaskannya siram dengan air tembakau.
- Ular berbisa : ular Hijjau, ular bakau, ular tanah, ular sendok/kobra, ular belang dll. Umumnya jenis ular berbisa dapat diketahui dengan melihat bentuk kepala (segi tiga), leher relatif kecil, terdapat lekukan antara mata dan hidung, mempunyai gigi bias.
Binatang Yang Berguna
- Hampir semua mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya
- Ular, kadal, kura-kuran dapat dimakan.
- Lebah bias diambil madu dan larvanya.
- Cacing dan siput hutan dapat dimakan.
Serpentes (Ophidia)
Di Indonesia banyak sekali jenis ular termasuk yang berbisa. Ular pada umumnya aktif di siang hari. Anggota badan yang banyak digigit adalah tungkai, kemudia jari kaki.
Ular yang banyak menyebabkan kematian antara lain ular tanah (angkistrodon), ular hijau (Trimeresurus), ular Anang, Biludah.
Macam gigi bias :
Ular yang banyak menyebabkan kematian antara lain ular tanah (angkistrodon), ular hijau (Trimeresurus), ular Anang, Biludah.
Macam gigi bias :
- AGLYPHA, tidak mempunyai gigi bias. Contoh : ular Sanca / phyton, ular sawah (umumnya dari keluarga Colubridae).
- PHISTOGLYPHA, mempunyai gigi bias dibelakang. Contoh : Ular Cincin Mas (Boiga dendrophila), Ular Pucuk/Ular Daun (Dryophis).
- PROTEROGLYPHA, mempunyai gigi bias di depan, yang efektif untuk menyalurkan bias. Contohnya Elapidae, Hydrophiidae.
- SOLENOGLYPHA, mempunyai gigi bias di depan dan dapat dilipat. Umumnya gigi bias tersebut besar. Contohnya Crotalidae, Viperridae.
Macam bisa :
- Neurotoksin, yang menyerang jaringan saraf dan bersifat bertentangan dengan tranmisi rangsangan saraf. Menyebabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jaringan otak.
- Hemotoksin, yang menyerang darah dan system peredarannya. Dapat menguraikan protein, menyebabkan sel darah rusak dan menggumpal.
- Kardiotoksin, yang diserang adalah otot jantung.
- Miksotoksin, yang diserang cairan dalamtubuh.
Penanggulangan Gigitan Ular :
- Korban jangan banyak melakukan gerakan, dan tidak panaik.
- Luka dibersihkan.
- Torniket digunakan untuk mencegah kemungkinan menjalarnya bias ke Jantung. Torniket diletakkan antara luka dengan jantung (luka di daerah anggota badan).
- Ular yang menggigit harus ditangkap dan diketahui jenisnya. Bila berbisa, dapat ditentukan jenis bisanya.
- Korban dibawa ke puskesmas setempat / rumah sakit terdekat.
Obat yang biasa digunakan untuk menawarkan bias:
- Aspirin untuk menghilangkan rasa sakit.
- Vitamin B kompleks dan Paracetamol untuk menghilangkan rasa nyeri dan panas.
- Antivenin Polyvalent, serum anti bias yang bersifat umum.
- Antivenin Taipan, serumuntuk gigitan ular Taipan.
- Antivenin Brown Snake, serum untuk gigitan ular Mulga.
Antivenin Papua Black Snake, serum untuk gigitan ular hitam Irian.
NAVIGASI DARAT
Teknik Dasar Navigasi Darat
PENDAHULUAN
Sebagai penggiat kegiatan alam bebas, pengetahuan tentang medan merupakan sebuah modal yang harus dimiliki. Pengetahuan penguasaan medan akan mempermudah kita untuk mencapai tujuan tertentu dan target tertentu dalam kegiatan alam bebas. Selain itu, penguasaan medan ini juga dapat berguna dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Untuk pelaksanaan tugas SAR, evakuasi, dll. Pengetahuan tentang medan ini antara lain meliputi survival, teknik hidup di alam bebas, dan navigasi darat. Selain mungkin ada bebarapa materi pendukung seperti perencanaan perjalanan, kesehatan perjalanan, komunikasi lapangan, pengetahuan geologi, pengetahuan lingkungan, dll.
PENGERTIAN
Menurut penjelasan pada “Diktat Badan Diklat Wanadri”, navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun pada peta. Berkaitan dengan pengertian tersebut, pemahaman tentang kompas dan peta serta cara penggunaannya mutlak harus dikuasai.
PETA
Peta merupakan penggambaran dua dimensi pada bidang datar dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan tertentu. Peta yang diperlukan untuk keperluan navigasi darat adalah peta topografi atau peta kontur. Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian.
Bagian-Bagian Peta
1. Judul Peta
Merupakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Judul peta tertera di bagian atas tengah peta.
2. Nomor Peta
Nomor peta merupakan nomor registrasi dari badan pembuat peta. Selain itu juga sebagai petunjuk apabila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang dipetakan tersebut. Nomor peta terdapat di sebelah kanan atas peta.
3. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan sistem sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus (garis bujur dan lintang). Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4 angka atau 6 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 6 angka.
4. Kontur
Merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik ketinggian sama dari permukaan laut. Sifat-sifat garis kontur antara lain :
a. Merupakan penunjuk ketinggian tertentu (pada peta biasanya tercantum nilai ketinggiannya)
b. Garis kontur dengan ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur lebih tinggi, kecuali untuk medan khusus seperti kawah
c. Garis kontur tidak pernah saling berpotongan
d. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatannya berubah-ubah
e. Daerah datar memiliki kontur yang renggang, sedangkan daerah terjal memiliki kontur yang rapat
f. Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk huruf “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
g. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke puncak
6. Skala Peta
Merupakan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan.
Contoh :
1 : 25.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 25.000 cm jarak sebenarnya
1 : 50.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 50.000 cm jarak sebenarnya
7. Tahun Peta
Menunjukkan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun peta, maka data pada peta tersebut semakin akurat
8. Legenda Peta
Memuat keterangan-keterangan pada peta. Misalnya jalan, sungai, pemukiman, dll
KOMPAS
Merupakan penunjuk arah mata angin dengan ketentuan sudut derajat dari arah utara magnetis bumi. Kompas yang biasa digunakan untuk keperluan navigasi darat adalah kompas bidik dan kompas orienteering.
MENGENAL TANDA MEDAN
Kemampuan mengenal tanda medan sangatlah mutlak untuk dikuasai jika kita hendak melakukan navigasi darat. Tanda-tanda medan dapat dijadikan acuan untuk penentuan lokasi dan pengenalan medan supaya arah perjalanan tidak melenceng hingga terjadi hal-hal buruk seperti tersesat. Tanda-tanda medan dapat dikenali dari bentang alam yang ada di sekitar, misalnya punggungan, puncak bukit, jalan setapak, jalan raya, sungai, tebing, muara, delta, anak sungai, pemukiman, daerah tertentu,
sumber http://loopdreamer.wordpress.com
PENDAHULUAN
Sebagai penggiat kegiatan alam bebas, pengetahuan tentang medan merupakan sebuah modal yang harus dimiliki. Pengetahuan penguasaan medan akan mempermudah kita untuk mencapai tujuan tertentu dan target tertentu dalam kegiatan alam bebas. Selain itu, penguasaan medan ini juga dapat berguna dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Untuk pelaksanaan tugas SAR, evakuasi, dll. Pengetahuan tentang medan ini antara lain meliputi survival, teknik hidup di alam bebas, dan navigasi darat. Selain mungkin ada bebarapa materi pendukung seperti perencanaan perjalanan, kesehatan perjalanan, komunikasi lapangan, pengetahuan geologi, pengetahuan lingkungan, dll.
PENGERTIAN
Menurut penjelasan pada “Diktat Badan Diklat Wanadri”, navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun pada peta. Berkaitan dengan pengertian tersebut, pemahaman tentang kompas dan peta serta cara penggunaannya mutlak harus dikuasai.
PETA
Peta merupakan penggambaran dua dimensi pada bidang datar dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan tertentu. Peta yang diperlukan untuk keperluan navigasi darat adalah peta topografi atau peta kontur. Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian.
Bagian-Bagian Peta
1. Judul Peta
Merupakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Judul peta tertera di bagian atas tengah peta.
2. Nomor Peta
Nomor peta merupakan nomor registrasi dari badan pembuat peta. Selain itu juga sebagai petunjuk apabila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang dipetakan tersebut. Nomor peta terdapat di sebelah kanan atas peta.
3. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan sistem sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus (garis bujur dan lintang). Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4 angka atau 6 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 6 angka.
4. Kontur
Merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik ketinggian sama dari permukaan laut. Sifat-sifat garis kontur antara lain :
a. Merupakan penunjuk ketinggian tertentu (pada peta biasanya tercantum nilai ketinggiannya)
b. Garis kontur dengan ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur lebih tinggi, kecuali untuk medan khusus seperti kawah
c. Garis kontur tidak pernah saling berpotongan
d. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatannya berubah-ubah
e. Daerah datar memiliki kontur yang renggang, sedangkan daerah terjal memiliki kontur yang rapat
f. Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk huruf “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
g. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke puncak
6. Skala Peta
Merupakan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan.
Contoh :
1 : 25.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 25.000 cm jarak sebenarnya
1 : 50.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 50.000 cm jarak sebenarnya
7. Tahun Peta
Menunjukkan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun peta, maka data pada peta tersebut semakin akurat
8. Legenda Peta
Memuat keterangan-keterangan pada peta. Misalnya jalan, sungai, pemukiman, dll
KOMPAS
Merupakan penunjuk arah mata angin dengan ketentuan sudut derajat dari arah utara magnetis bumi. Kompas yang biasa digunakan untuk keperluan navigasi darat adalah kompas bidik dan kompas orienteering.
MENGENAL TANDA MEDAN
Kemampuan mengenal tanda medan sangatlah mutlak untuk dikuasai jika kita hendak melakukan navigasi darat. Tanda-tanda medan dapat dijadikan acuan untuk penentuan lokasi dan pengenalan medan supaya arah perjalanan tidak melenceng hingga terjadi hal-hal buruk seperti tersesat. Tanda-tanda medan dapat dikenali dari bentang alam yang ada di sekitar, misalnya punggungan, puncak bukit, jalan setapak, jalan raya, sungai, tebing, muara, delta, anak sungai, pemukiman, daerah tertentu,
sumber http://loopdreamer.wordpress.com
TEKNIK PETA KOMPAS ,Azimuth dan Back Azimuth,Resection,Intersection,Koreksi sudut
TAK AKAN LUPUT DARI PETA DAN KOMPAS JIKA ANDA BERADA DI SUATU TEMPAT
1. Teknik Peta KompasOrientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang
paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan
yang khas dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat
atau 360 derajat.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d) Bidik dengan kompas tanda-tanda
medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat
ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah
posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek
yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.
5. Koreksi sudut
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya
tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat,
selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari
kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat
tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit
ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui,
dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang
sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk
memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai
kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang
sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti,
lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada
peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat
dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah
(mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta
1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
sumber cuyacuza.wordpress.com
TAK AKAN LUPUT DARI PETA DAN KOMPAS JIKA ANDA BERADA DI SUATU TEMPAT
1. Teknik Peta KompasOrientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang
paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan
yang khas dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat
atau 360 derajat.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d) Bidik dengan kompas tanda-tanda
medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat
ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah
posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek
yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.
5. Koreksi sudut
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya
tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat,
selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari
kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat
tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit
ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui,
dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang
sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk
memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai
kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang
sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti,
lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada
peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat
dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah
(mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta
1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
sumber cuyacuza.wordpress.com
PPGD
Pertolongan Pertama Gawat Darurat adalah upaya perawatan atau pertolongan pertama sementara yaitu orang yang pertama kali tba di tempat kejadian terhadap korban kecelakaan, sebelum mendapatkan pertolongan yang lebih sempurna dari dokternatau tenaga medik lainnya, berupa tindakan medik dasar.
Tujuannya :
- Mencegah maut
- Mencegah bahaya cacat yang lebih berat
- Mencegah infeksi
- Mengurangi rasa sakit dan takut
B-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada GawatTujuannya :
- Mencegah maut
- Mencegah bahaya cacat yang lebih berat
- Mencegah infeksi
- Mengurangi rasa sakit dan takut
Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada
kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian.
Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam
atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui
oleh masyarakat Indonesia.
Melalui artikel ini, saya ingin sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian.
Prinsip Utama
Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat
darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian
bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-
benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa
dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian)
Langkah-langkah Dasar
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D ( Airway -
Breathing – Circulation – Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus
sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat
Algortima Dasar PPGD
1.Ada pasien tidak sadar
2.Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong
3.Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong
4.Cek kesadaran pasien
a.Lakukan dengan metode AVPU
b.A –> Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V
c. V –> Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di telinga
korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh
pasien ), jika tidak merespon lanjut ke P
d.P –> Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah
menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat juga
dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata
(supra orbital)
e.U –> Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi
maka pasien berada dalam keadaan unresponsive
5.Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon ambulans
(118) dengan memberitahukan :
a.Jumlah korban
b.Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
c. Perkiraan usia dan jenis kelamin ( ex: lelaki muda atau ibu tua)
d.Tempat terjadi kegawatan ( alamat yang lengkap)
6.Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada ( buka kancing baju bagian atas agar
dada terlihat
7.Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar
dengan bahu pasien
8.Cek apakah ada tanda-tanda berikut :
a.Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra clavicula)
b.Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (misal : terjatuh dari sepeda motor)
c. Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian leher
9.Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera pada tulang
belakang bagian leher (cervical), cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena disini
tedapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital manusia (bernapas, denyut jantung)
ETIKA
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Biasanya bila kita mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka kita akan mencari arti kata tersebut dalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua kamus mencantumkan arti dari sebuah kata secara lengkap. Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan yang dilakukan oleh K. Bertens terhadap arti kata ‘etika’ yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa Indonesia yang baru. Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 – mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dari perbadingan kedua kamus tersebut terlihat bahwa dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama hanya terdapat satu arti saja yaitu etika sebagai ilmu. Sedangkan Kamus Bahasa Indonesia yang baru memuat beberapa arti. Kalau kita misalnya sedang membaca sebuah kalimat di berita surat kabar “Dalam dunia bisnis etika merosot terus” maka kata ‘etika’ di sini bila dikaitkan dengan arti yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tersebut tidak cocok karena maksud dari kata ‘etika’ dalam kalimat tersebut bukan etika sebagai ilmu melainkan ‘nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat’. Jadi arti kata ‘etika’ dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tidak lengkap.
K. Bertens berpendapat bahwa arti kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti berikut :
1. nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
2. kumpulan asas atau nilai moral.
Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
3. ilmu tentang yang baik atau buruk.
Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
0 comments:
Post a Comment