Friday, January 20, 2012

Uang


.Pada saat kita berbicara tentang moneter maka masalah utama yang sering kita bicarakan adalah berkaitan dengan uang. Setiap Negara mempunyai mata uang sendiri,dan mata uang itu menunjukkan nilai barangnya.Begitu juga dengan Sistem moneter internasional ini mengacu pada institusi-institusi dimana pembayaran atas transaksi lintas negara dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaiman kurs tukar asing ditentukan dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar.
Sistem moneter internasional yang berfungsi dengan baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Elemen inti dari sistem moneter internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar.untuk itu dalam penulisan makalah ini penulis akan membahas terkait dengan pengertian bisnis internasional,sejarah terbentuknya system moneter internasional serta Bagaimanakah kaitannya Hukum ekonomi moneter internasional terhadap negara dan kepentingan ekonomi.


<!--[if !supportLists]-->A.   <!--[endif]-->Pengertian
Dana Moneter Internasional (IMF/ International Monetary Fund )adalah Sebuah lembaga keuangan otonomi internasional yang berasal dari Konferensi Bretton Woods 1944. Tujuan utamanya adalah untuk mengatur sistem pertukaran internasional moneter, yang juga berasal dari konferensi itu, tetapi sejak itu telah diubah. Secara khusus, salah satu tugas utama IMF adalah untuk mengendalikan fluktuasi nilai tukar mata uang dunia dalam upaya untuk mengurangi saldo parah masalah pembayaran

<!--[if !supportLists]-->B.   <!--[endif]-->Sejarah Sistem Moneter Internasional
Sejarah sistem moneter internasional dimulai pada periode standar emas pada tahun 1870 –1914. Standar emas ini pertama kali diperkenalkan di negara Inggris pada tahun 1870. Pada standar ini, setiap negara mengikatkan mata uangnya dengan emas. Sistem nilai tukar yang dipakai adalah sistem kurs tetap ( fixed exchange rate ).
Pada periode ini, perdagangan relatif bebas, pergerakan modal internasional tidak terhambat. Oleh karena semua negara mengikatkan mata uangnya terhadap emas, cadangan internasional yang harus dimiliki setiap bank sentral juga berupa emas. Peraturan standar emas juga mengharuskan setiap negara untuk membebaskan ekspor dan impor emas melewati tapal batas wilayahnya. Dengan adanya pengaturan ini, dalam standar emas, seperti halnya dalam sistem mata uang cadangan, kurs semua mata uang menjadi baku. Sebagai contoh, jika harga emas dari dollar ditetapkan pada tingkat $35 per satu ons emas oleh Federal Reserve, sedangkan harga puond ditetapkan £14,58 per satu ons oleh Bank of England, maka kurs dollar/pound pasti konstan di tingkat ($35 per ons) : (£14,58 per ons) = $2,40 per pound.
Periode antar perang (1918 – 1939) dimulai dengan adanya Perang Dunia I, kemudian disusul dengan terjadinya The Great Depression di Amerika Serikat pada tahun 1925 – 1931. Pada periode ini terjadinya fluktuasi nilai tukar dari hampir setiap mata uang.
 Kemudian volume perdagangan dunia mengalami kemerosotan. Sistem Bretton Woods (1944 – 1971) dibentuk pada Konferensi di Bretton Woods, New Hampshire pada tahun 1944. Tujuan Konferensi ini adalah reformasi sistem moneter internasional. Pada tahun yang sama dibentuk Badan Moneter Internasional ( International Monetary Fund, IMF). IMF merupakan sebuah lembaga yang khusus didirikan untuk memantau dan menjaga beroperasinya sistem moneter internasional yang diciptakan seusai Perang Dunia Kedua, dan sekaligus berfungsi sebagai lembaga penyedia kredit bagi negara-negara yang tengah menghadapi kesulitan jangka pendek pada neraca pembayaran mereka. Sistem moneter yang digunakan adalah the adjustable peg exchange rate system , yaitu sistem kurs tetap yang dapat disesuaikan.
Akan tetapi sistem kurs tetap ini memerlukan cadangan moneter internasional yang cukup besar. Sistem Bretton Woods telah membuka peluang bagi dilakukannya perubahan nilai tukar melampaui patokannya dalam skala cukup besar secara permanen bagi negara-negara yang mengalami ketidakseimbangan fundamental. Namun demikian, pada kenyataannya negara-negara industri enggan mengubah nilai patokan mereka.
Keenganan ini mengakibatkan ketidakseimbangan fundamental dan sejumlah dampak sampingan; seperti mengacaukan fleksibilitas dalam melakukan penyesuaian atas terjadinya ketidakseimbangan neraca pembayaran. Sejak Maret 1973 neraca pembayaran Amerika Serikat mengalami defisit yang cukup besar, sehingga sistem kurs tetap dibiarkan menjadi managed floating exchange rate system . Lima tahun kemudian, April 1978, terdapat kesepakatan Jamaika ( Jamaica Accord ) mengakui tatanan sistem nilai tukar mengambang.

Sistem moneter internasional mengacu pada institusi-institusi dimana pembayaran atas transaksi lintas negara dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaiman kurs tukar asing ditentukan dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar. Sistem moneter internasional yang berfungsi dengan baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Elemen inti dari sistem moneter internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar. Dalam tahun-tahun belakangan, negara-negara menggunakan satu dari tiga sistem kurs tukar berikut:
<!--[if !supportLists]-->C.   <!--[endif]-->sistem kurs penetapan mata uang
Pada sistem kurs tetap, pemerintah menentukan berapa kurs tukar atas mata uangnya terhadap mata uang lain. Kurs yang telah ditentukan tersebut akan dipertahankan melalui intervensi dan kebijakan moneter. Dengan sistem ini, kurs tukar tidak berubah ketika harga ataupun pendapatan antar negara berubah. Oleh karena itu, harga dan pendapatan domestiklah yang harus menyesuaikan untuk mengembalikan ke kondisi ekuilibrium.
<!--[if !supportLists]-->1.     <!--[endif]-->Sistem kurs fleksibel atau mengambang.
Pada sistem kurs fleksibel, kurs tukar murni ditentukan oleh permintaan dan penawaran barang, jasa, dan investasi swasta tanpa adanya intervensi dari pemerintah. Pemerintah sama sekali tidak dapat mempengaruhi kurs tukar.
<!--[if !supportLists]-->2.     <!--[endif]-->Sistem kurs terkendali.
Pada sistem kurs terkendali, kurs tukar ditentukan oleh pasar, namun pemerintah dapat membeli dan menjual mata uang atau menukar persediaan uang mereka untuk mempengaruhi kurs tukar secara langsung. Pemerintah juga dapat mempengaruhi kurs tukar secara tidak langsung, misalnya melalui kebijakan moneter dengan menaikkan atau menurunkan suku bunga. Sistem ini telah menjadi kurang popular karena banyak negara lebih menuju pada sistem kurs tetap ataupun sistem kurs fleksibel.
Negara-negara G-20 juga membahas isu mengenai perbaikan sistem moneter internasional yang saat ini dipandang masih memiliki sejumlah kerentanan. Untuk itu, dalam pembahasan sistem moneter internasional, Indonesia menyampaikan dukungan agar terdapat kemajuan dalam perbaikan sistem moneter internasional khususnya terkait upaya mengatasi volatilitas arus modal.
Sebagai bagian dari koordinasi kebijakan secara global untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan dan berimbang, G-20 pada tahun 2011 ini merencanakan untuk mengevaluasi kembali arah dan pencapaian dari komitmen-komitmen masing-masing negara pada Seoul Summit 2010, antara lain dengan cara sejauh mana masing-masing negara konsisten dengan panduan indikatif yang akan disepakati pada pertemuan bulan April 2011 mendatang.
Terkait kelanjutan reformasi di sektor keuangan, negara G-20 menegaskan rencana implementasi standar Basel III untuk perbankan sesuai tenggat waktu yang telah disepakati. Disamping itu, G-20 akan bekerja sama dengan institusi dan fora internasional lainnya untuk menghasilkan rekomendasi dan tindak lanjut yang konstruktif dalam menghadapi masalah
Apabila kita berbicara mengenai masalah moneter maka masalah utama yang kita bahas adalah mengenai uang, yaitu mata uang siapa yang nilainya paling tinggi, kenapa demikian, dan seberapa lama nilainya relatif terhadap mata uang lain dan kekayaan cadangan untuk menjamin nilai mata uang tersebut (yakni emas) Sehingga dalam dunia internasional dikenal istilah hard currency, yang biasanya dimiliki oleh negara-negara maju dimana kecenderungan mata uang ini adalah apresiasi, dan soft currency, biasanya dimiliki oleh negara-negara berkembang atau miskin dimana kecenderungan mata uang ini adalah depresiasi.
Istilah-istilah itu muncul terkait dengan persaingan bisnis internasional yang mereka lakukan sehingga memunculkan sebuah ketimpangan antara ekonomi maju dan berkembang. Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem moneter internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari satu sistem ke sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi dan politik serta perang dunia pada saat itu. Perkembangan tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap “revolusi” bisnis internasional sampai sekarang. 

0 comments:

Post a Comment