setiap makhluk yang diciptakan baik itu yang hidup maupun yang mati memiliki ketergantungan terhadap alam yang dihuninya. Alam merupakan tempat dimana suatu makhluk tersebut ada karena alam mencakup secara keseluruhan yang ada. seperti hewan dan tumbuhan akan ketergantungannya dengan SDA yang ada dan jika tidak ada maka hewan dan tumbuhan tersebut akan terseleksi. Begitupun benda mati seperti batu yang lama kelamaan dengan berjalannya waktu maka batu tersebut akan erubah bentuk ukuran dan modelnya.
Alam ialah seluruh zat dan energi, khususnya dalam bentuk esensinya. Alam ialah mata pelajaran studi ilmiah. Dalam skala, "alam" termasuk segala sesuatu dari semesta pada subatom. Ini termasuk seluruh hal binatang, tanaman, dan mineral; seluruh sumber daya alam dan peristiwa (hurrikan, tornado, gempa bumi). Juga termasuk perilaku binatang hidup, dan proses yang dihubungkan dengan benda mati.
Istilah ilmu alam digunakan dalam berbagai macam jalan, terutama:
Teologi alam mengangkang disiplin teologi dan filsafat keagamaan.
Dalam pendidikan dan area berkaitan, berkontras "alami/artifisial" dapat muncul sebagai " alam/pemeliharaan". Lihat juga: praeternatural, ketidakalamian dan supranatural.
Perbedaan sering digambarkan antara "alami" dan "artifisial" (="buatan tangan"). Dapatkah perbedaan ini dibenarkan? Sebuah pendekatan ialah untuk mengeluarkan pikiran dari alam natural; lainnya ialah untuk tak hanya mengeluarkan pikiran, namun juga manusia dan pengaruh mereka. Dalam kasus lain, batas antara alami dan artifisial sulit digambarkan. Beberapa orang percaya lebih baik masalah dihindari dengan mengatakan bahwa segala sesuatu itu alami, namun berbuat sedikit untuk menjelaskan konsep "artifisial". Dalam tiap peristiwa, ambiguitas tentang perbedaan antara alami dan artifisial menggerakkan banyak seni, sastra dan filsafat.
Pendekatan lain ialah untuk membedakan proses alamiah dan proses artifisial (buatan tangan). Dalam sudut pandang ini, suatu proses dianggap terjadi pada behest manusia, atau tidak. Sebagai contoh, menekan sakelar lampu barangkali menerangi ruangan, atau barangkali matahari terbit menerangi ruangan. Dalam sudut pandang ini, matahari terbit akan disebut sebagai proses alamiah; keputusan manusia untuk menekan sakelar lampu akan disebut sebagai penerangan buatan, dalam perbandingan. Dalam sudut pandang ini, kecerdasan (seni atau sastra) terang merupakan akibat perbuatan manusia yang disengaja; lebih lanjut, perbuatan menetapkan kedudukan filosofi dapat juga merupakan tindakan yang disengaja (dan karenanya pada behest manusia), apakah atau tidak muatan filsafat ialah untuk menjadi tentang sains.
Alam ialah seluruh zat dan energi, khususnya dalam bentuk esensinya. Alam ialah mata pelajaran studi ilmiah. Dalam skala, "alam" termasuk segala sesuatu dari semesta pada subatom. Ini termasuk seluruh hal binatang, tanaman, dan mineral; seluruh sumber daya alam dan peristiwa (hurrikan, tornado, gempa bumi). Juga termasuk perilaku binatang hidup, dan proses yang dihubungkan dengan benda mati.
Istilah ilmu alam digunakan dalam berbagai macam jalan, terutama:
- menunjukkan studi proses alami sebagaimana yang bertentangan pada kegiatan manusia, berbeda pada ilmu sosial; dan
- menunjukkan sains itu yang melibatkan metode ilmiah, perbandingannya, sebagai contoh, pada matematika atau ilmu komputer.
Teologi alam mengangkang disiplin teologi dan filsafat keagamaan.
Dalam pendidikan dan area berkaitan, berkontras "alami/artifisial" dapat muncul sebagai " alam/pemeliharaan". Lihat juga: praeternatural, ketidakalamian dan supranatural.
Perbedaan sering digambarkan antara "alami" dan "artifisial" (="buatan tangan"). Dapatkah perbedaan ini dibenarkan? Sebuah pendekatan ialah untuk mengeluarkan pikiran dari alam natural; lainnya ialah untuk tak hanya mengeluarkan pikiran, namun juga manusia dan pengaruh mereka. Dalam kasus lain, batas antara alami dan artifisial sulit digambarkan. Beberapa orang percaya lebih baik masalah dihindari dengan mengatakan bahwa segala sesuatu itu alami, namun berbuat sedikit untuk menjelaskan konsep "artifisial". Dalam tiap peristiwa, ambiguitas tentang perbedaan antara alami dan artifisial menggerakkan banyak seni, sastra dan filsafat.
Pendekatan lain ialah untuk membedakan proses alamiah dan proses artifisial (buatan tangan). Dalam sudut pandang ini, suatu proses dianggap terjadi pada behest manusia, atau tidak. Sebagai contoh, menekan sakelar lampu barangkali menerangi ruangan, atau barangkali matahari terbit menerangi ruangan. Dalam sudut pandang ini, matahari terbit akan disebut sebagai proses alamiah; keputusan manusia untuk menekan sakelar lampu akan disebut sebagai penerangan buatan, dalam perbandingan. Dalam sudut pandang ini, kecerdasan (seni atau sastra) terang merupakan akibat perbuatan manusia yang disengaja; lebih lanjut, perbuatan menetapkan kedudukan filosofi dapat juga merupakan tindakan yang disengaja (dan karenanya pada behest manusia), apakah atau tidak muatan filsafat ialah untuk menjadi tentang sains.
0 comments:
Post a Comment