Tuesday, May 17, 2011

Sterilisasi dan Media


Gambar alat sterilisasi





              Sterilisasi adalah proses mematikan semua mikroorganisme termasuk bakteri, spora bakteri,kapang dan virus. Sterilisasi yang tidak baik dapat menghasilkan penyebaran infeksi bakteri dan virus seperti hepatitis dan HIV.

              Perebusan bukanlah metode sterilisasi. Sterilisasi umumnya dilakukan menggunakan autoklaf untuk yang menggunakan panas bertekanan. Cara lain yang kini dikembangkan adalah sterilisasi basah untuk produk-produk yang tidak tahan panas.

Sterilisasi basah

               Teknologi pengemasan aseptik untuk minuman yang sensitif terhadap asam kini telah dikembangkan. Konsep aseptis ini menggunakan larutan PAA (peracetic acid) sebagai medium sterilisasi, isolator mikrobial untuk pengendali lingkungan, Sistem aseptik ini digunakan dalam sterilisasi botol PET yang sat ini banyak digunakan dalam industri minuman.

Dasar sterilisasi basah dengan PAA

  • Botol disterilkan dengan penyemprotan larutan PAA dengan botol menghadap ke bawah, PAA dan tampung untuk dapat digunakan kembali.
  • Botol dicuci dengan menyemprotkan air steil (botol menghadap ke bawah), air cucian ditampung untuk dapat digunakan kembali.
  • Kendalikam laju aliran semprotan, konsentrasi PAA, suhu dan tekanan.
  • Pengurangan mikroorganisme yang dilakukan dapat mencapai 6 log penurunan (6D)
            Penggunaan PAA lebih baik daripada hidrogen peroksida karena lebih efektif terhadap kontaminan. Suhu yang umum digunakana dalah 65 C atau kurang jika produknya asam. Larutan PAA tidak bermigrasi ke dalam molekul PET selama sterilisasi sehingga digunakan sebagai alternatif pengganti hidrogen peroksida yang dapat bermigrasi ke dalam matrik PET.

Dalam menumbuhkan dan memelihara suatu mikroba secara biakan murni, kita harus memisahkan mikroba-mikroba tersebut satu sama lain. Dalam hal ini digunakan alat-alat atau bahan yang steril. Strilisasi alat atau bahan dapat dilakukan dengan cara mekanik atau kimia. Cara mekanik misalnya dengan cara penyaringan, sedangkan cara kimia misalnya dengan cara pemanasan sinar ultraviolet, sinar x dan lain-lain.
2.2. Jenis-jenis Sterilisasi
Sara sterilisasi yang digunakan tergantung pada macam bahan dan sifat bahan yang akan disterilkan. Untuk itu ada beberapa jenis sterilisasi seperti :
  1. Cara pemanasan
  2. Cara mekanik
  3. Cara sterilsiasi dengan desinfektan
Sumber : (Prof. Dr. D. Dwidjoseputra, 1989)
2.2.1. Cara Pemanasan
Cara ini merupakan caray banyak digunakan orang, cara ini dapat dibagikan atas 4 macam yaitu :
a. Sterilisasi dengan pemijaran
Biasanya cara ini digunakan pada sterilisasi kawat ose, jarum platina dan alat-alat lain yang tebruat dari bahan platina dan nikron. Sterilisasi dengan cara ini dilakukan dengan membakar alat-alat tersebut pada bunsen sampai pijar dan kemudian dapat digunakan.
b. Sterilisasi dengan udara panas
Sterilisasi dengan cara menggunakan suatu alat yang disebut oven atau hot air sterilisasi. Alat ini digunakan untuk mensterilkan alat dan bahan seperti gelas, tabung reaksi (elemenyer), cawan petri, pipet dan lain-lain. Suhu yang bisa dipakai pada sterilisasi dengan ucara panas (kering) antar 1700C – 1800C dalam wwaktu minimal 2jam. Lama waktu yang dibutuhkan pada sterilisasi ini tergantung pada jumlah alat yang akan disterilisasi dan ketahanannya terhadap panas.
c. Sterilsiasi Dengan Uap Air Panas
Alat dan bahany mengandung cairan yang tidak dapat disterilkan dengan cara uap air panas. Alat yang digunakana dengan Arnold Steam sterilizer. Umumnya alat ini mensterilkan bahan yang tidak tahan terhadap tinggi seperti media biakan (media untuk pertumbuhan mikroba). Suhu yang digunakan operasi ini adalah 1000C dalam keadaan lembab selama 30 menit atau tiga hari lamanya. Lama sterilisasi tergantung pada alat atau bahan yang akan disterilkan.
Sumber : (Prof. Dr. D. Dwijoseputra, 1989)
d. Sterilisasi dengan Uap Air Panas Bertekanan
Dalam cara ini digunakan alat yang disebut Autoklaf (Autodave) yang terdiri dari suatu bejana tahan tekanan tinggi yang dilengkapi dengan Nanometer,Termometer dan klep pengatur suhu. Sterilisasi dengan alat ini merupakan sterilisasi yang lain, karenanya alat dan bahan yang digunakan tidak rusak karena pemanasan dan tekanan tinggi.
2.2.2. Cara Mekanik
Beberapa bahan akibat pemanasan tinggi mengalami kerusakan oleh sebab itu sterilisasi yang digunakan harus secara mekanik yaitu dengan saringan. Saringan yang dipakaia dengan Chamber Land Filter, Berked Filter (Filter abses). Jenis filter yang digunakan tergantung pada tujuan penayaringan dan benda yang akan disaring.
2.2.3. Sterilisasi Dengan Desinfektan
Desinfaktan adalah zat yang dengan membunuh bakteri. Senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai desinfektan antara lain : Larutan AgNO3, CuSO4, HgCl2, ZnO, dan lain-lain, serta alkohol dan campurannya. Zat-zat yang dapat membunuh atau menghamabt pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas garam-garam,logam, fenol, dan senyawa-senyawa lain yang sejenis, formaldehida, yodium, alkohol, klor, zat warna, detergen, sulfonamida, dan antibiotik.
Sumber : (Prof. Dr. D. Dwijoseputro, 1989)
Umumnya bakteri yang muda kurang daya tahannya terhadap desinfektan dariapda bakteri yang tua, pekat, konsentrasi, lamanya berada dibawah pengaruh desinfekta, merupakan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan. Kenaikan temperatur akan menambah daya desinfektan adalah salmonella Thiposa atau akdang-akdang digunakan Microsecokaus. Desinfektan yang dijual diapsaran telah ditentukan konsentrasinya, sehingga para pemakaianya tidak perlu repot-repot mengujinya lagi.
2.3. Media
Media adalah bahan dasar makanan yang terdiri dari campuran nutrien dan zat makanan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba, media dapat pula difisiologi dan perhitungan jumlah mikroba. Sebelum mikroba ditumbuhkan pertama-tama harus dipahami kebutuhan dasarnya, kemudian mencoba formulasikan suatu media yang memberikan hasil terbaik.
Susunan dan kadar nutrien dalam sautu media untuk mikroba harus dikemukakan mengingat banyak senyawa-senaywa yang menajdi penghamabt atau menjadi racun bagi mikroba kalau kadarnya terlalu tinggi.
Persenyawaan nutrien mikroba beraneka ragam namun sebagai makluk hidup mereka mempunyai kebutuhan dasar yang sama yaitu meliputi air, carbon, energi, mineral, dan faktor pertumbuhan.
2.3.1. Syarat-syarat Suatu Media
Mikroba dapat tumbuh dengan baik dalam suatu media, perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Media harus mengandung semua nutrien yang mudah digunakan oleh mikroba.
2. Media harus mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan dan ph yang sesuai.
3. Media tidak mengandung zat-zat penghambat.
4. Media harus steril.
2.3.2. Klasifikasi Media
Media dapat diklasifikasikan berdasarkan atas susunan konsentrasinya dan fungsinya.
a. Klasifikasi Media berdasarkan susunan Kimia
1. Media anorganik yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik.
2. Media organik, yaitu media yang tersusun dari bahan organik.
3. Media sintetik yaitu media yang susunannya kimianya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba.
4. Media non sintetik yaitu media yang susunannya kimianya tidak dapat diketahui dengan pasti, media ini banyak digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba (pengelompokan mikroba).
b. Klasifikasi Media Berdasarkan Konsistensinya
a. Mediam cair (Liquid Medium) yaitu medium yang berbentuk cair.
b. Medium padat (Solid Medium) yaitu medium yang berbentuk padat media ini dapat berupa media organik (alamiah) misalnya media wartel, kentang dan lain-lain.
c. Media padat yang dapat dicairkan (semi solid medium) yaitu medium yang dalam keadaan dingin berbentuk padat. Sebab media ini mengandung agar-agar atau gelatin, berdasarkan atas media yang dapat dibuat tegak atau miring (misalnya medium agar tegak, agar miring).
c. Klasifikasi Media Berdasarkan Fungsinya
a. Media diperkaya (enriched media) yaitu media yang ditambah zat-zat tertentu (misalnya, serum, darah, eksrat tumbuh-tumbuhan dan lain-lain) Sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba heterotof tertentu.
Sumber : (Wesleyn A. Volk, 1993)
b. Media (Selective media) yaitu media yang ditambah zat kimia tertentu yang bersifat untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain, misalnya media yang mengandung kristal violet pada kadar tersebut dapat mencegah pertumbuhan bakteri.
c. Media diferensial (differential medai) yaitu media ditambah regenesia atau zaat kimia tertentu, yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat membedakan tipe-tipenya.
d. Media khusus yaitu media yang menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu.
2.3.3. Zat Makanan Yang Dibutuhkan Mikroba
Zat-zat tersebut yang dibutuhkan mikroba pada umumnya sangat bervariasi, dapat berbentuk senyawa-senyawa organik sederhana atau kompleks, bahkan mikroba-mirkoba tertentu memerlukan media organik sederhana untuk pertumbuhan, akan tetapi bakteri-bakteri patogen hanya dapat tumbuh dalam media yang mengandung ekstrat daging yang terkandung didalamnya bahan-bahan makanan yang cukup seperti asam Amino, Pepton Haksana, Pospat dan beberapa zat tumbuh.
Sumber : (Prof. Dr. D. Dwijoseputro, 1989).
Contoh macam-macam bahan makanan yang bisa digunakan dalam pertumbuhan media :
1. Air sebagai zat pelarut dan zat makanan suatu kelangsungan hidup mikroba.
2. Agar-agar sebagai bahan pengental dan bahan yang berfungsi sebagai sumber makanan bahan kimia seperti Natrium Sitrat dan Natrium Posfat.
3. Bahan-bahan kimia seperti Natrium Sitrat dan Natrium Posfat.
4. Garam empedu sebagai sumber mineral dalam unsur media
5. Ekstrat daging kimia untuk merangsang aktifitas bakteri didalamnya terkandung enzim pembangkit yang menyebabkan pertumbuhan mikoorganisme.
6. Sebagai sumber atau bahan pengental yang dapat diencerkan oleh enzim-enim bakteri.
7. Gula sebagai sumber karbon yang siap pakai
8. Pepton yaitu suatu protein yang terdapat dalam daging air susu kedelai, putih telor yang banyak mengandung nitrogen yang dapat digunakan.
9. Ekstrat khamir sebagai pengubah gula menjadi alkohol yang dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme.
Sumber : (Prof. Dr. D. Dwijoseputro, 1989)
2.4. Penyiapan Media
Media alamiah, misalnya susu skrim, tidak begitu sulit di dalam penyiapannya sebagai media pertumbuhan mikroba, karena hanya cukup dengan dituang ke dalam wadah yang telah disterilkan. Media dalam bentuk kaldu nutrien atau yang mengandung agar, disiapkan dengan cara melarutkan masing-masing bahan yang dibutuhkan atau lebih muda lagi dengan cara melarutkan masing-masing bahan yang dibutuhkan. Pada praktisnya, semua media komersial ini pada umumnya bentuk bubuk, seperti PCA (Plate Count Agar), NA (Nutrient Agar), TSA (Trypticase Soy Agar) dan lain-lain. Penyiapan media ini pada umumnya mengikuti langkah-langkah yaitu :
1. Setiap komponen atau medium terhidrasi (bubuk) dilarutkan kedalam aquades atau air suling pada volume yang tepat dan sesuai.
2. pH media ditentukan dan disesuaikan dengan nilai optimum pertumbuhan mikroba sebagaimana tertera pada
3. Dituang kedalam media yang sesuai, seperti cawan petri, tabung labu, erlemeyer dan disumbat dengan penutup yang kuat.
4. Disterilisasikan dengan suhu dan waktu yang adequate (memadai) sesuai dengan yang tertera pada kemasan (umumnya pada suhu 1200 Cahaya selama 15 menit).

2.5. Klasifikasi Media Pertumbuhan Mikrobiol
Tabel 2.1. Klasifikasi Media Pertumbuhan Mirkobiol





0 comments:

Post a Comment