ARTIKEL TENTANG SISTEM GERAK
Tuhan
menjadikan manusia dapat bergerak berpindah tempat sesuai dengan keinginannya.
Gerak bebas tersebut terjadi sebagai hasil kerja sama antara dua sistem organ
yaitu rangka dan otot. Rangka yang tersusun atas tulang-tulang dapat bergerak
karena digerakkan otot. Jadi, sebenarnya rangka tidak mempunyai kemampuan untuk
menggerakkan dirinya. Oleh karena itu, rangka disebut alat gerak pasif.
SISTEM
GERAK
Sistem gerak manusia merupakan interkasi dari
seluuh komponen pendunkung gerak yang akan menghaslkan gerak tertentu.
A.
RANGKA
1.
RANGKA MANUSIA
Rangka adalah
susunan tulang-tulang dengan sistem tertentu. Rangka terletak di dalam tubuh,
terlindungi atau terbalut oleh otot dan kulit. Rangka yang terdapat di dalam
tubuh disebut rangka dalam atau endoskeleton. Rangka manusia tersusun
atas ratusan ruas tulang yang memiliki bentuk dan ukuran yang beraneka ragam.
Adapun fungsi
dari rangka manusia yaitu :
a.
Menunjang tegaknya tubuh
b.
Sebagai alat gerak pasif
c.
Tempat melekatnya otot rangka
d.
Memberi bentuk tubuh
e.
Melindungi alat-alat tubuh yang beradi
di dalam tubuh yang lemah
f.
Tempat pembentukan sel-sel darah
g.
Dan sebagai tempat penimbunan mineral.
Tulang pembentuk
rangka terdiri atas 2 jenis yaitu tulang rawan (kartilao) dan tulang sejati
(osteon). Waktu bayi tulang sudah terbentuk tetapi masih tulang rawan sehingga
teksturnya lembek dan setelah mengalami perumbuhan tahun demi tahun maka tulang
tersebut akan menjadi tulang sejati. Dan tulang akan berakhir tumbuh pada usia
25 tahun. Walaupun manusia telah dewasa tidak menutup keungkinan semua
tulangnya sudah menjadi tulang sajati tetapi ada juga berupa tulangrawan
seperti tulang daun telinga, ujung tulang hidung dan ujung tulang pembentukan
sandi.
Kerangaka
manusia dapat dibedakan menjadi 2 kelompok :
1.
Skeleton aksial, meliputi
tengkorak, ruas-ruas tulang belakang, tulang dada, dan tulang iga / rusuk.
Kerangka ini mempunyai fungsi pokok untuk melindungi organ-organ dalam tubuh,
seperti otak, paru-paru, jantung, dan organ-organ dalam lainnya.
2.
Skeleton apendikuler,
meliputi tulang-tulang anggota gerak atas / depan, tulang tungkai belakang,
tulang pinggul dan tulang bahu. Tulang ini merupakan alat gerak pasif.
Bentuk bentuk tulang yaitu :
J Tulang pipa, merupakan tulang yang berbentuk
pipa.
J Tulang pipih, merupakan tulang yang berbentuk
pipih ( gepeng menipis ).
J Tulang
pendek, merupakan tulang yang berbentuk dadu.
J Tulang
tidak beraturan.
Kerangka
manusia dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu :
1. Bagian Tengkorak
2. Bagian Badan
3. Bagian Anggota Gerak
1. Bagian
Tengkorak (Kepala)
Tersusun dari
tulang pipih yang berfungsi sebagai tempat pembuatan sel-sel darah merah dan
sel-sel darah putih. Terdiri dari :
a. tulang dahi
b. tulang tapis
c.
tulang hidung
d.
tulang ubun-ubun
e.
tulang pipi
f.
tulang langit-langit
g.
tulang baji
h.
tulang pelipis
i.
tulang air mata
j.
tulang rahang atas
k.
tulang lidah
l.
tulang tengkorak
m.
tulang rahang bawah
2. Bagian Badan gmbr. Tulang
bagian tengkorak
Bagian badan terbagi menjadi 5 kelompok, yaitu :
a. Ruas-ruas tulang
belakang ( 33 ruas )
b. Tulang rusuk ( 12
pasang )
7 pasang
tulang rusuk sejati
3 pasang
tulang rusuk palsu
2 pasang
tulang rusuk melayang
c. Tulang dada, terdiri
dari :
tulang hulu
tulang badan
tulang
pedang-pedangan gmbr. Tulang
belakang
d. Gelang bahu terdiri
dari :
2 tulang
selangka (kiri dan kanan)
2 tulang
belikat (kiri dan kanan)
e. Gelang panggul terdiri
dari :
2 tulang duduk
(kiri dan kanan)
2 tulang usus
(kiri dan kanan)
2 tulang
kemaluan (kiri dan kanan)
3. Bagian Anggota
Gerak
Anggota gerak dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. anggota gerak
atas
b. 2 tulang
pengumpil
c. 2 tulang lengan
atas
d. 2 tulang hasta
e. 16 tulang
pergelangan tangan
f.
10 tulang telapak tangan
g. 28 ruas tulang
jari tangan
b. anggota gerak
bawah (kaki kiri dan kanan) terdiri dari :
2 tulang paha
2 tulang
tempurung lutut
2 tulang
kering
2 tulang betis
14 tulang
pergelangan kaki
10 tulang
telapak kaki
28 ruas tulang
jari kaki
2. Jenis dan
Fungsi Tulang
Menurut
jenisnya tulang pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Tulang Rawan
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang
rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur.
Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa
banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung,
telinga, antara ruas-ruas tulang belakang.
Mengapa bila anak-anak mengalami patah tulang, cepat menyambung kembali ?
Hal ini dikarenakan pada anak-anak masih banyak memiliki tulang rawan, sehingga
bila patah mudah menyambung kembali.
Proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras, disebut
osifikasi.
b. Tulang Keras
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang
(osteoblas)ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit
zat perekat, bersifat keras.
Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3)dan
kalsium fosfat ( Ca(PO4)2) yang diperoleh atau dibawa
oleh darah.
Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang
didalamnya terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel
tulang.
Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka.
Contoh tulang
keras :
tulang paha
tulang lengan
tulang betis
tulang
selangka
3. Bentuk Tulang
Menurut
bentuknya tulang terbagi 3 macam, yaitu :
a. Tulang pipa
Bentuknya
bulat, panjang dan tengahnya berongga
Contohnya :
tulang paha
tulang lengan
atas
tulang jari
tangan
Berfungsi
sebagai tempat pembentukan sel darah merah
b. Tulang
pipih
Bentuknya
pipih ( gepeng )
Contohnya :
tulang belikat
tulang dada
tulang rusuk
Berfungsi
sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
c. Tulang pendek
Bentuknya
pendek dan bulat
Contohnya :
ruas-ruas
tulang belakang
tulang
pergelangan tangan
tulang
pergelangan kaki
Berfungsi
sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
4. Persendian
Pada kerangka tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang yang saling
berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi atau artikulasi. Pada sistem
gerak manusia, persendian mempunyai peranan penting dalam proses terjadinya
gerak.
Menurut sifat gerakannya persendian (sendi) dapat dibedakan menjadi tiga (3
macam) yaitu :
a. Sendi
Mati
yaitu persendian yang tidak memiliki celah sendi sehingga tidak
memungkinkan terjadinya pergerak kan, misalnya persendian antar tulang
tengkorak.
b. Sendi Kaku
yaitu persendian yang terdiri dari ujung-ujung tulang rawan, sehingga masih
memungkinkan terjadinya gerak yang sifatnya kaku, misalnya persendian antara
ruas- ruas tulang sendi kaku
c. Sendi Gerak
yaitu persendian yang terjadi pada tulang satu dengan tulang yang lain
tidak dihubungkan dengan jaringan sehingga terjadi gerakan yang bebas.
Sedangkan sendi gerak dapat dibedakan menjadi 6 macam, tetapi pada saat ini
hanya akan dibahas 4 macam sendi, diantaranya :
1) Sendi Engsel
yaitu persendian yang dapat digerakan kesatu arah.
Contohnya :
persendian
antara tulang paha dengan tulang betis
persendian
antara tulang lengan dengan tulang hasta
2) Sendi Putar
yaitu persendian yang dapat digerakan secara berputar
Contohnya :
persendian
antara tulang leher dengan tulang atlas
persendian
antara hasta dengan tulang pengumpil
3) Sendi Peluru
yaitu persendian yang dapat digerakan kesegala arah
Contohnya :
persendian
antara gelang bahu dengan tulang lengan atas
persendian
antara gelang panggul dengan tulang paha
4) Sendi Pelana
yaitu persendian yang dapat digerakan kedua arah
Contohnya :
persendian
pada ibu jari tangan
persendian
antara tulang pergelangan tangan dengan Tulang tapak tangan
B. Otot
Coba
perhatikan apa yang akan terjadi apabila manusia tidak Memiliki otot ?
Manusia tidak
akan dapat melakukan pergerakan, sebab otot merupakan alat gerak aktif yang
sangat penting bagi manusia.
Menurut
jenisnya, ada 3 macam otot, yaitu :
a. Otot polos
b. Otot lurik
c. Otot
jantung
1. Ciri-Ciri Otot
a.
Ciri-ciri otot polos
1) bentuknya
gelondong, kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya menggelembung
2) mempunyai satu
inti sel
3) tidak memiliki
garis-garis melintang (polos)
4) bekerja diluar
kesadaran, artinya tidak dibawah pe tah otak, oleh karena itu otot polos
disebut sebagai otot tak sadar.
5) terletak pada
otot usus, otot saluran peredaran darah otot saluran kemih, dll.
b.
Ciri-ciri otot lurik
1) bentuknya silindris, memanjang
2) tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun
seperti daerah gelap dan terang secara berselang-seling ( lurik )
3) mempunyai banyak inti sel
4) bekerja dibawah kesadaran, artinya menurut perintah
otak, oleh karena itu otot lurik disebut sebagai otot sadar.
5) terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada, otot
c.
Ciri-ciri otot jantung
1) otot jantung
ini hanya terdapat pada jantung. Struk turnya sama seperti otot lurik, gelap
terang secara berselang seling dan terdapat percabangan sel.
2) kerja otot
jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita, tetapi bekerja sesuai dengan
gerak jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya seper Ti otot lurik dan dari
proses kerjanya seperti otot polos, oleh karena itu disebut juga otot spesial.
2. Gerak dan
Kerja Otot
a. Kerja Otot
Manusia
Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga
otot akan memendek, mengeras dan bagian tengahnya menggelembung
membesar). Karena memendek maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut
akan tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk
menggerakkan tulang kesatu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi
semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang harus ditarik ke
posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi yang merupakan
kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakkan tulang dari satu
posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula diperlukan paling
sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda.
Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi otot
antagonis dan otot sinergis. otot antagonis menyebabkan terjadinya gerak
antagonis, yaitu gerak otot yang berlawanan arah. Jika otot pertama
berkontraksi dan otot yang kedua berelaksasi, sehingga menyebabkan tulang
tertarik / terangkat atau sebaliknya. Otot sinergis menyebabkan terjadinya
gerak sinergis, yaitu gerak otot yang bersamaan arah. Jadi kedua otot
berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama.
1) Gerak
Antagonis
Contoh gerak antagonis yaitu kerja otot bisep dan trisep pada lengan atas
dan lengan bawah.
Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua tendon (dua ujung) yang melekat
pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan.
Otot trisep adalah otot yang mempunyai tiga tendon (tiga ujung) yang
melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian belakang.
Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep
berelaksasi.
Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep
berelaksasi.
2) Gerak Sinergis
Gerak sinergis terjadi apabila ada 2 otot yang bergerak dengan arah yang
sama.
Contoh : gerak tangan menengadah dan menelungkup.
Gerak ini terjadi karena kerja sama antara otot pronator teres dengan otot
pro nator kuadratus.
Contoh lain gerak sinergis adalah gerak tulang rusuk akibat kerja sama
otot-otot antara tulang rusuk ketika kita bernapas.
C. Kelainan
Tulang dan Otot
1. Kelainan Pada
Tulang (rangka)
Kelainan dan gangguan pada tulang dapat disebabkan oleh beberapa Faktor,
misalnya karena kelainan yang dibawa sejak lahir, infeksi penyakit, karena makanan
atau kebiasaan posisi tubuh yang salah. Beberapa contoh kelainan pada tulang
dan rangka, antara lain :
a. Kifosis
Yaitu kelainan tulang punggung membengkok ke depan, dikarenakan kebiasaan
duduk/bekerja dengan posisi membungkuk.
b. Skoliosis
Yaitu kelainan tulang punggung membengkok ke samping, ini dapat tejadi pada
orang yang menderita sakit jantung yang menahan rasa sakitnya, sehingga
terbiasa miring dan mengakibatkan tulang pung- gungnya menjadi miring.
c. Lordosis
Yaitu kelainan tulang punggung membengko ke belakang, dikarenakan kebiasaan
tidur yang pinggangnya diganjal bantal.
d. Rakhitis
Yaitu kelainan pada tulang akibat kekurangan vitamin D, sehingga kakinya
berbentuk X atau O
e. Polio
Yaitu kelainan pada tulang yang disebabkan oleh virus, sehingga keadaan
tulangnya mengecil dan abnormal.
2. Kelainan Pada
Otot
Kelainan otot pada manusia dapat diakibatkan adanya gerak dan kerja otot.
Hal Ini dapat terjadi akibat gangguan faktor luar maupun faktor dalam.
Faktor luar dapat diakibatkan karena kecelakaan dan serangan penyakit,
sedang faktor dalam bisa terjadi karena bawaan atau kesalahan gerak akibat otot
yang tidak pernah dilatih.
Beberapa
contoh kelainan pada otot, diantaranya :
1) tetanus kelainan otot yang tegang terus menerus yang
disebabkan oleh racun bakteri.
2) atrofi otot kelainan yang menyebabkan otot mengecil
akibat serangan virus polio atau karena otot tidak difungsikan lagi untuk
bergerak, akibat lumpuh
3) kaku leher (stiff) Kelainan yang terjadi karena gerak
hentakan yang menyebabkan otot Trapesius meradang.
4) kram kelainan otot yang terjadi karena aktivitas otot
yang terus menerus sehingga otot menjadi kejang.
5) keseleo (terkilir) kelainan otot yang terjadi jika
gerak sinergis salah satu otot bekerja berlawanan arah.
1. Struktur Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel
saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai
alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan
kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel
gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.
1.1. Sel
Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah
sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls
(rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama
yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan
bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:
1.
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan
bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi
untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2.
Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel
saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
3.
Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi
sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
4.
Neurit
(Akson) adalah
tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi
untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau
jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
5.
Selubung
Mielin adalah
sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk melindungi
akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua
segmen disebut nodus ranvier.
6.
Sel
Schwann adalah
jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan membantu
regenerasi neurit (akson).
7.
Nodus
ranvier berfungsi
untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut
memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls
lebih cepat sampai pada tujuan.
8.
Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit
(akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap
sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang
disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase
yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk
jaringan saraf. Ujung dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf
satu dan sel saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:
1.
Sel saraf
sensorik adalah
sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau
panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke
otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan
dendritnya panjang.
2.
Sel saraf
motorik adalah
sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf
(otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit
yang pendek dan akson yang panjang.
3.
Sel saraf
penghubung adalah
sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron
(sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls
(rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
1.2. Sel
Glial
Sel Glial berfungsi diantaranya untuk
memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah
astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.
2. Sistem Saraf Pusat
Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan
pengaturan terhadap kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf
pusat terdiri atas otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata),
dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam tulang
tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-ruas tulang
belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada bagian
sumsum tulang belakang serta otak antara lain, yaitu:
1.
Substansi grissea atau bagian materi
kelabu yang terbentuk dari badan sel.
2.
Substansi alba atau bagian materi putih
yang terbentuk dari serabut saraf.
3.
Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang
ada di dalam system saraf pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.
Selain
itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan
varol yang tersusun atas serabut saraf yang
menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar
dengan sumsum tulang belakang. Jembatan varol berfungsi menghantarkan rangsang
dari kedua bagian serebelum.
2.1. Otak
Besar
Otak besar
wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta berminyak. Otak besar
dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang berfungsi memberi makan otak dan
melindungi otak dari guncangan. Di dalam otak besar terdapat banyak pembuluh
darah yang berfungsi memasok oksigen ke otak besar. Bila otak besar pada
laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi perempuan berat otak besar
yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi otak laki-laki yang lebih berat
dikarenakan ukurannya yang juga lebih besar di bandingkan dengan otak wanita.
Namun kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang baik laki-laki maupun perempuan
tidak tergantung dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur dan
menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah hubungan
antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.
2.2. Otak
Kecil
Otak Kecil
terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher. Fungsi utama otak kecil
adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi rangsangan yang membahayakan,
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan
pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka
semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.
2.3.
Sumsum Lanjutan
Sumsum
lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata terletak di persambungan antara
otak dengan tulang belakang. Fungsi sumsum lanjutan adalah untuk mengatur suhu
tubuh, kendali muntah, pengatur beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin,
dan berkedip), dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk
mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun mempengaruhi
refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi,
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
2.4.
Sumsum Tulang Belakang
Sumsum
tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang belakang. Sumsum
tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan luar yang berwarna
putih dan lapisan dalam yang berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi
oleh tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri
dari 33 ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.
Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat
saraf sensorik, motorik, dan saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut
adalah sebagai pengantar impuls dari otak dan ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi
penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari
saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf
motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.
Skema gerak biasa adalah: impuls
(rangsangan) > saraf sensorik > otak > saraf motorik > otot >
gerakan
Skema gerak refleks adalah: impuls
(rangsangan) > saraf sensorik > sumsum tulang belakang > saraf motorik
> otot > gerak refleks
5. Penyakit Pada Sistem Saraf
Penyakit
dan kelainan sistem saraf adalah penyakit atau kelainan yang mempengaruhi
fungsi sistem saraf pada manusia. Penyakit dan kelainan dapat terjadi dan
menyerang pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang, atau sel-sel
saraf pada jaringan saraf. Karena otak adalah pusat kendali dari semua
aktivitas sadar kita – berpikir, berkemauan, mengingat, dan sebagainya – maka
penyakit dan kelainan pada otak dapat menyebabkan perubahan dan gangguan yang
dirasakan seluruh tubuh.
Penyakit dan kelainan otak dapat
menyebabkan kekacauan pikir dan emosi, gangguan fungsi organ tubuh, kelainan psikologis,
dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang khususnya menyerang
otak. Baik batang otak maupun kulit otak dan otak kecil.
5.1.
Encephalitis
Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak)
dan itis (peradangan))
adalah peradangan otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan pula struktur
terkait lainnya. encephalomyelitis adalah
peradangan otak dan sumsum tulang belakang, dan meningoencephalitis adalah
peradangan otak dan “meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab
encephalitis paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat
kimia seperti timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.
5.2.
Stroke
Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari
berkurangnya secara drastis aliran darah ke suatu bagian otak atau akibat
pendarahan dalam otak. Keadaan ini berdampak antara lain kelumpuhan sementara
atau menetap pada satu atau kedua sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau
makan, dan lenyapnya koordinasi otot. Merokok, kolestrol tinggi, diabetes,
penuaan, dan kelainan turunan adalah faktor utama penyebab stroke.
5.3.
Alzheimer
Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan
sel saraf dan sambungan saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang
cukup besar. Gejala khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk,
kehilangan ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir,
dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil. Penderita
cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombang-ambing antara
marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut, penderita kehilangan
responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap fungsi tubuh.
5.4. Gegar
Otak
Kehilangan sementara fungsi otak yang
disebabkan oleh luka relatif ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan
ketidaksadaran. Orang yang kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat
sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel berbicara,
kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala, pusing, dan mual.
5.5.
Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan kronik yang
dicirikan oleh serangan mendadak dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils
berlebihan sel-sel saraf dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang
kesadaran beberapa saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku
aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2
menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau kekurangtanggapan.
5.6.
Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur
tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam
hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat
berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau menit dan bahkan
lebih dari sejam.
5.7.
Afasia
Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan
dan kepahaman bahasa yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal
otak. Afasia bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.
5.8.
Dementia
Kemunduran kapasitas intelektual – yang
kronis dan biasanya kian memburuk – yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf
secara meluas dan penyusutan jaringan otak. Dementia paling biasa terjadi di
kalangan lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia. Kondisi
dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula tampak sebagai
ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk, lingkup kehilangan
ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan keterampilan, sosial, dan
hidup yang paling dasar sekalipun.
Karya : Muhammad Husni SISWA MAN BINAMU JENEPONTO