Thursday, November 21, 2013

bronchitis


INSIDEN
            Bronchitis akut biasanya pada semua umur paling sering pada anak kurang dari 5 tahun, sedangkan bronchitis chronis lebih umum pada orang tua usia 50 tahun.

ETIOLOGI :
·         Infeksi virus : V influenza A dan B, para influenza, RSV, adenovirus, rhinovirus, coronavirus
·         Infeksi bakteri : mycoplasma, Chlamydia pneumonia, streptococcus pneumonia, moraxella, dan cataralis.
·         Rokok, asap rokok
·         Paparan iritasi : bahan-bahan kimia, polusi
·         Debu dan asap.
ANATOMI BRONCHUS
Bronchus merupakan lanjutan trachea yang terdapat diantara vertebra thoracalis IV dan thoracalis V. bronchus memiliki struktur yang sama dengan trachea yang dilapisi oleh jenis sel yang sama dengan trachea yang berjalan ke bawah menuju bagian ujung bawah paru.
Bronchus terbagi menjadi 2 cabang :
A.    Bronchus principalis dextra : panjangnya kurang lebih 2,5 cm masuk ke hilus pulmonalis paru kanan dan mempercabangkan bronchus lobularis superior. Pada bagian yang masuk ke hilus bronchus principalis dextra bercabang menjadi 3 bagian yaitu :
·         Bronchus loburalis medius
·         Bronchus loburalis inverior
·         Bronchus lobiralis superior
B.     Bronchus principalis sinestra lebih sempit dan lebih panjang serta lebih horizontal dibandingkan kanan panjangnya sekitar 5 cm berjalan ke dalam aorta dan di depan oesophagus, masuk ke hilus pulmonalis dan bercabang menjadi 2 yaitu :
·         Bronchus loburalis inverior
·         Bronchus loburalis superior
Tiap-tiap bronchiolus masuk ke dalam lobus dan bercabang lebih banyak dengan diameter 0,5 mm. Bronchioli merupakan tempat terjadinya pertukaran udara antara O2 dan CO2.

PATOFISIOLOGI
Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronchus (saluran udara paru-paru). Dapat berupa hipersekresi mukus dan batuk produktif pronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertama atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut yang diketahui tidak terdapat penyebab lain. Penyakit ini biasanya sembuh sempurna. Namun pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya : penyakit jantung, atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronchitis bias bersifat serius.

Ada 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu: rokok, infeksi dan polusi. Disamping itu ada hubungan dengan factor keturunan dan status social.

Bronchitis akut dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu: infeksi virus, yang paling umum virus influenza A dan B para influenza, adenovirus, rinovirus, dan coronavirus. Inveksi bakteri disebabkan oleh spesies mikoplasma, clamedia pnemoni, streptococcus, pneumonia, rokok dan asap rokok, paparan iritasi seperti polusi, bahan kimia, juga dapat menyebabkan iritasi bronchia akut, penyakit gastrofarialreflux.




DIAGNOSIS
A. GAMBARAN KLINIK
Batuk (batuk berdahak maupun tidak berdahak) selama 2-3 minggu. Dahak dapat berwarna jernih putih, kekuning-kuningan atau kehijauan. Demam biasanya ringan, rasa berat dan tidak nyaman di dada, sesak napas, rasa berat bernapas, kadang batuk darah, bunyi napas bengik atau ngik.

Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronchitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tertapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.

Pada bronchitis berat, setelah gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bias menetap selama beberapa minggu.

Sesak napas terjadi jika saluran udara tersumbat, sering ditemukan bunyi napas bengik, terutama setelah batuk. Bronchitis biasa menjadi pneumonia.

B. PEMERIKSAAN FISIK
  • Pada paru dapat ditemukan bronchi basah kasar yang tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah batuk)
  • Wheezing dengan berbagai gradasi (perpanjangan ekspirasi hingga ngik-ngik) dan krepitasi.
  • Pasien tampak kurus barrel shape chest ( diameter anterior posterior meningkat).
  • Fremitus taktil dada tidak ada atau berkurang.
  • Perkusi dada hipersonor.
  • Batas paruh hari lebih rendah
  • Pekak jantung berkurang
  • Suara napas berkurang dengan ekspirasi memanjang

PEMERIKSAAN PENUNJANG
      Pemeriksaan sputum: pengecatan gram terdapat banyak leukosit PMN dan mungkin pula bakteri.








FOTO THORAX
      

  • Bronchitis kronis memperlihatkan tubular shadow berupa bayangan garis-garis pararel keluar dari hilus menuju apex paru dan corakan paru yang bertambah.
  • Tes fungsi paru:
Dapat memperlihatkan obstruksi jalannya napas yang ripersibel dengan menggunakan bronkodilator.

DIAGNOSIS BANDING
  1. Epiglotitis, yaitu suatu infeksi pada epiglotis yang biasa menyebabkan penyumbatan saluran pernapasan
  2. Bronkiolitis, yaitu suatu peradangan pada bronkiolus yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus
  3. Influenza, yaitu penyakit menular yang menyerang saluran napas dan sering menjadi wabah yang diperoleh dari menghirup virus influenza.
  4. Sinusitis, yaitu radang sinus paranasalis yaitu rongga-rongga yang terletak disamping kiri dan kanan hidung
  5. PPOK, yaitu penyakit paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara disaluran napas yang bersifat progresif nonreversible persial.
  6. Faringitis, yaitu peradangan pada tenggorokan (faring) yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
  7. Asma, yaitu suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernapasan  (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran napas.
  8. Bronkiektasi, yaitu suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernapasan yang besar.

KOMPLIKASI
Ø  Bronkopneunonia
Ø  Pneumonia
Ø  Pleuritis
Ø  Memperberat penyakit jantung
Ø  Penyakit jantung rematik
Ø  Hipotensi
Ø  Bronniektasis

PENATALAKSANAAN KOMPERENSHIF
  1. Memperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala, tidak hanya pada fase akut, tapi juga tunggal fase kronik.
  2. Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari sesuai dengan pola kehidupannya.
  3. Mengurangi laju perkembangan penyakit dapat dideteksi lebih awal
  4. Tindakan suportif, dan menghindari merokok
  5. Oksigenasi pasien harus memadai
  6. Istirahat yang cukup
  7. Tatalaksana farmakoterapi :
a.    Antitusif (menekan batuk) DMP 15 mg 2-3 kali sehari, Codein 10 mg 3 kali sehari, Doveri 100 mg 3 kali sehari. Antitusif tidak dianjurkan pada anak usia <6 tahun.
b.   Ekspektoran :
Obat batuk pengencer dahak, obat yang digunakan GG, Bromheksin, Ambroxol dan lain-lain.
c.  Antipiretik:
     paracetamol dan sejenisnya
d.  Bronchoolilator:
      Salbutamol, terbutalin sulfat, teotilin, dan aninofilin.
e.  Antibiotika :
     Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi dapat diberikan  Amoxicillin,
     Eritromisin, Spiramisin 3x500 mg/hari.
f.  Terapi lanjutan
     Terapi anti inflamasi sudah dimulai lanjutkan terapi hingga gejala menghilang paling
     sedikit 1 minggu.

RENCANA TINDAK LANJUT :
Pasien kontrol kembali setelah obat habis untuk dievaluasi terapi.

KONSELING DAN EDUKASI
Memberikan saran agar keluarga dapat :
  1. Memdukung perbaikan kemampuan penderita dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari
  2. Memotivasi pasien untuk tidak merokok
  3. Mengidentifikasi efek samping  obat seperti bronkiolilator, jantung berdebas lemah , dan keringat dingin.

KRITERIA RUJUKAN
Pada pasien keadaan umum buruk, perlu dirujuk ke rumah sakit yang memadai.

PROGNOSIS
Vitam : Dubia ad Bonam
Fungsionam : Dubia ad Bonam
Sanationam : Dubia ad Bonam.