INSIDEN
Bronchitis akut biasanya pada semua
umur paling sering pada anak kurang dari 5 tahun, sedangkan bronchitis chronis
lebih umum pada orang tua usia 50 tahun.
ETIOLOGI
:
·
Infeksi virus : V influenza A dan B,
para influenza, RSV, adenovirus, rhinovirus, coronavirus
·
Infeksi bakteri : mycoplasma, Chlamydia
pneumonia, streptococcus pneumonia, moraxella, dan cataralis.
·
Rokok, asap rokok
·
Paparan iritasi : bahan-bahan kimia,
polusi
·
Debu dan asap.
ANATOMI
BRONCHUS
Bronchus
merupakan lanjutan trachea yang terdapat diantara vertebra thoracalis IV dan
thoracalis V. bronchus memiliki struktur yang sama dengan trachea yang dilapisi
oleh jenis sel yang sama dengan trachea yang berjalan ke bawah menuju bagian
ujung bawah paru.
Bronchus
terbagi menjadi 2 cabang :
A. Bronchus
principalis dextra : panjangnya kurang lebih 2,5 cm masuk ke hilus pulmonalis
paru kanan dan mempercabangkan bronchus lobularis superior. Pada bagian yang
masuk ke hilus bronchus principalis dextra bercabang menjadi 3 bagian yaitu :
·
Bronchus loburalis medius
·
Bronchus loburalis inverior
·
Bronchus lobiralis superior
B. Bronchus
principalis sinestra lebih sempit dan lebih panjang serta lebih horizontal
dibandingkan kanan panjangnya sekitar 5 cm berjalan ke dalam aorta dan di depan
oesophagus, masuk ke hilus pulmonalis dan bercabang menjadi 2 yaitu :
·
Bronchus loburalis inverior
·
Bronchus loburalis superior
Tiap-tiap
bronchiolus masuk ke dalam lobus dan bercabang lebih banyak dengan diameter 0,5
mm. Bronchioli merupakan tempat terjadinya pertukaran udara antara O2 dan
CO2.
PATOFISIOLOGI
Bronchitis
adalah suatu peradangan pada bronchus (saluran udara paru-paru). Dapat berupa
hipersekresi mukus dan batuk produktif pronis berulang-ulang minimal selama 3
bulan pertama atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut yang diketahui
tidak terdapat penyebab lain. Penyakit ini biasanya sembuh sempurna. Namun pada
penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya : penyakit jantung, atau
penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronchitis bias bersifat serius.
Ada
3 faktor yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu: rokok, infeksi dan
polusi. Disamping itu ada hubungan dengan factor keturunan dan status social.
Bronchitis
akut dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu: infeksi virus, yang paling umum
virus influenza A dan B para influenza, adenovirus, rinovirus, dan coronavirus.
Inveksi bakteri disebabkan oleh spesies mikoplasma, clamedia pnemoni,
streptococcus, pneumonia, rokok dan asap rokok, paparan iritasi seperti polusi,
bahan kimia, juga dapat menyebabkan iritasi bronchia akut, penyakit
gastrofarialreflux.
DIAGNOSIS
A.
GAMBARAN KLINIK
Batuk (batuk berdahak
maupun tidak berdahak) selama 2-3 minggu. Dahak dapat berwarna jernih putih,
kekuning-kuningan atau kehijauan. Demam biasanya ringan, rasa berat dan tidak
nyaman di dada, sesak napas, rasa berat bernapas, kadang batuk darah, bunyi
napas bengik atau ngik.
Batuk biasanya
merupakan tanda dimulainya bronchitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak,
tertapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning.
Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
Pada bronchitis berat,
setelah gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan
batuk bias menetap selama beberapa minggu.
Sesak napas terjadi
jika saluran udara tersumbat, sering ditemukan bunyi napas bengik, terutama
setelah batuk. Bronchitis biasa menjadi pneumonia.
B.
PEMERIKSAAN FISIK
- Pada paru dapat ditemukan bronchi basah kasar yang tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah batuk)
- Wheezing dengan berbagai gradasi (perpanjangan ekspirasi hingga ngik-ngik) dan krepitasi.
- Pasien tampak kurus barrel shape chest ( diameter anterior posterior meningkat).
- Fremitus taktil dada tidak ada atau berkurang.
- Perkusi dada hipersonor.
- Batas paruh hari lebih rendah
- Pekak jantung berkurang
- Suara napas berkurang dengan ekspirasi memanjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan sputum: pengecatan gram
terdapat banyak leukosit PMN dan mungkin pula bakteri.
FOTO
THORAX
- Bronchitis kronis memperlihatkan tubular shadow berupa bayangan garis-garis pararel keluar dari hilus menuju apex paru dan corakan paru yang bertambah.
- Tes fungsi paru:
Dapat memperlihatkan
obstruksi jalannya napas yang ripersibel dengan menggunakan bronkodilator.
DIAGNOSIS
BANDING
- Epiglotitis, yaitu suatu infeksi pada epiglotis yang biasa menyebabkan penyumbatan saluran pernapasan
- Bronkiolitis, yaitu suatu peradangan pada bronkiolus yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus
- Influenza, yaitu penyakit menular yang menyerang saluran napas dan sering menjadi wabah yang diperoleh dari menghirup virus influenza.
- Sinusitis, yaitu radang sinus paranasalis yaitu rongga-rongga yang terletak disamping kiri dan kanan hidung
- PPOK, yaitu penyakit paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara disaluran napas yang bersifat progresif nonreversible persial.
- Faringitis, yaitu peradangan pada tenggorokan (faring) yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
- Asma, yaitu suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernapasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran napas.
- Bronkiektasi, yaitu suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernapasan yang besar.
KOMPLIKASI
Ø Bronkopneunonia
Ø Pneumonia
Ø Pleuritis
Ø Memperberat
penyakit jantung
Ø Penyakit
jantung rematik
Ø Hipotensi
Ø Bronniektasis
PENATALAKSANAAN
KOMPERENSHIF
- Memperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala, tidak hanya pada fase akut, tapi juga tunggal fase kronik.
- Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari sesuai dengan pola kehidupannya.
- Mengurangi laju perkembangan penyakit dapat dideteksi lebih awal
- Tindakan suportif, dan menghindari merokok
- Oksigenasi pasien harus memadai
- Istirahat yang cukup
- Tatalaksana farmakoterapi :
a. Antitusif
(menekan batuk) DMP 15 mg 2-3 kali sehari, Codein 10 mg 3 kali sehari, Doveri
100 mg 3 kali sehari. Antitusif tidak dianjurkan pada anak usia <6 tahun.
b. Ekspektoran
:
Obat batuk pengencer
dahak, obat yang digunakan GG, Bromheksin, Ambroxol dan lain-lain.
c. Antipiretik:
paracetamol dan sejenisnya
d. Bronchoolilator:
Salbutamol, terbutalin sulfat, teotilin,
dan aninofilin.
e. Antibiotika :
Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda
infeksi dapat diberikan Amoxicillin,
Eritromisin, Spiramisin 3x500 mg/hari.
f. Terapi lanjutan
Terapi anti inflamasi sudah dimulai
lanjutkan terapi hingga gejala menghilang paling
sedikit 1 minggu.
RENCANA
TINDAK LANJUT :
Pasien
kontrol kembali setelah obat habis untuk dievaluasi terapi.
KONSELING
DAN EDUKASI
Memberikan
saran agar keluarga dapat :
- Memdukung perbaikan kemampuan penderita dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari
- Memotivasi pasien untuk tidak merokok
- Mengidentifikasi efek samping obat seperti bronkiolilator, jantung berdebas lemah , dan keringat dingin.
KRITERIA
RUJUKAN
Pada
pasien keadaan umum buruk, perlu dirujuk ke rumah sakit yang memadai.
PROGNOSIS
Vitam
: Dubia ad Bonam
Fungsionam
: Dubia ad Bonam
Sanationam
: Dubia ad Bonam.