Friday, July 29, 2011

Kumis



Kumis adalah rambut yang tumbuh di atas bibir, di bawah hidung. Umumnya hanya tumbuh lebat pada laki-laki.


Dari Abu Hurairah  dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٌ مِنْ الْفِطْرَةِ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْإِبِطِ وَقَصُّ الشَّارِبِ
“Fithrah itu ada lima, atau ada lima fithrah yaitu: Khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur kumis.” (HR. Al-Bukhari no. 1889 dan Muslim no. 257)



Dari Zaid bin Arqam  bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَأْخُذْ مِنْ شَارِبِهِ فَلَيْسَ مِنَّا
“Barangsiapa yang tidak mencukur kumisnya, maka dia bukan termasuk golonganku.” (HR. At-Tirmizi no. 2762 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6533)
Ibnu Muflih berkata dalam Al-Furu’ (1/130), “Kalimat seperti ini (bukan termasuk golonganku, pent.) -menurut para sahabat kami (Al-Hanabilah)- menunjukkan makna pengharaman.”

Anas -radhiallahu anhu- berkata:
وُقِّتَ لَنَا فِي قَصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمِ الْأَظْفَارِ وَنَتْفِ الْإِبِطِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ أَنْ لَا نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Waktu yang diberikan kepada kami (oleh Nabi, pent.) untuk mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan memotong bulu kemaluan adalah tidak lebih dari empat puluh malam (agar tidak panjang).” (HR. Muslim no. 258)
Penjelasan ringkas:
Dari Ibnu Umar  dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوا اللِّحَى
“Potonglah kumis dan biarkanlah janggut.” (HR. Al-Bukhari no. 5892 dan Muslim no. 259)
Makna uhfu (potonglah) adalah cukurlah sebagian darinya hingga dia menjadi tipis.

Juga termasuk sunnah fitrah yang dianjurkan oleh Nabi -alaihishshalatu wassalam- untuk mengamalkannya adalah mencukur kumis dan tidak membiarkannya tumbuh panjang. Bahkan saking pentingnya hal ini, sampai-sampai beliau menyatakan bahwa orang yang membiarkan kumisnya tumbuh lebat adalah bukan termasuk dari pengikut beliau yang sebenarnya. Dan berdasarkan ancaman ini, maka pendapat yang menyatakan haramnya memanjangkan kumis juga tidak jauh dari kebenaran, sebagaimana yang diterangkan oleh Imam Ibnu Muflih di atas.
Yang menjadi sunnah dalam mencukur kumis adalah dipangkas hingga lekukan bibirnya terlihat akan tetapi tidak dipangkas sampai habis, wallahu a’lam. Di sisi lain, berhubung mencukur kumis setiap hari atau setiap pekan bisa menyusahkan, maka Nabi -alaihishshalatu wassalam- memberikan keringanan untuk tidak mencukur kumis dan selainnya yang tersbut dalam hadits Anas selama 40 malam. Yakni: Setelah berlalunya 40 malam tersebut maka kumis dan selainnya harus dipangkas.

0 comments:

Post a Comment